"Dulu, proses bisnis PLN sangat kompleks, berbelit, terfragmentasi dan semua dilakukan secara manual. Sistem lama ini membuat seluruh proses bisnis lambat, tak tercatat dengan baik dan tak terukur. Kami melakukan transformasi dengan basis digitalisasi," ungkapnya.
Melalui transformasi ini pun, pihaknya meringkas, menyederhanakan, dan mendigitalisasi proses bisnis. Hasilnya, semua proses bisnis mampu dipantau secara real time.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Seluruh kendala maupun tantangan mampu direspons cepat oleh perusahaan sehingga menghasilkan pelayanan yang lebih cepat.
Ia mencontohkan, salah satu hasil dari transformasi ini adalah lahirnya aplikasi New PLN Mobile. Dulu, aplikasi PLN Mobile, di install hanya oleh 500 ribu pengguna.
Ironisnya, setelah diunduh aplikasi tersebut kemudian diuninstall oleh 450 ribu penggunanya. Ratingnya pun rendah hanya mendapatkan rating sebanyak 2,5 dari skala 5 dan kolom komentar banyak diisi kekecewaan pelanggan.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
"Kini, PLN Mobile bukan sekedar aplikasi saja, kini menjadi one stop services kebutuhan masyarakat mulai dari layanan kelistrikan, layanan kendaraan listrik, hingga layanan internet. Lewat PLN Mobile, masyarakat semakin efisien waktu dan mampu mendapatkan layanan tercepat dari PLN," ungkapnya.
Dalam kurun waktu 2 tahun, aplikasi tersebut telah di-download 39 juta pengguna dan memperoleh rating 4,9. Ia menjelaskan, digitalisasi yang dilakukan PLN mulai dari procurement, sistem kelistrikan dari pembangkitan hingga jaringan distribusi mampu membuat PLN lebih efisien.
"Segala sumbatan dan kendala mampu kita atasi dengan ambang batas penyelesaian yang lebih cepat," tuturnya.