“Dalam banyak forum internasional, kita sering bicara soal keadilan energi. Langkah PGEO ini adalah implementasi nyata dari prinsip itu: memperkuat kemandirian nasional demi keadilan bagi konsumen,” tegasnya.
Menurutnya, dalam kerangka perlindungan konsumen, kemandirian produksi juga bisa menjaga stabilitas harga listrik di masa depan.
Baca Juga:
Penerapan Tarif Beda dengan PT PLN Persero, ALPERKLINAS Minta PLN Batam Tetap Utamakan Kualitas Pelayanan Konsumen
“Kalau kita masih impor, biaya produksi akan selalu terpengaruh oleh fluktuasi kurs dan harga global. Tapi kalau komponennya buatan sendiri, kita punya kendali penuh. Ini jelas melindungi konsumen,” ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), Yurizki Rio, menyatakan bahwa perusahaan tengah mendorong upaya lokalisasi komponen penting PLTP sebagai respons terhadap situasi global yang tidak menentu.
Dalam program Energy Corner CNBC Indonesia, ia menyebut bahwa komponen vital seperti heat exchangers sebenarnya tidak terlalu kompleks dan bisa diproduksi di dalam negeri.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi Kesiapan Pertamina Geothermal Pasok Listrik ke 2 Juta Pelanggan dengan Energi Bersih Tenaga Panas Bumi
“Kalau kita bisa manufacture ini, kita akan reduce our dependency on import on heat exchangers. Itu bisa saving a lot of time, a lot of cost,” ujar Yurizki.
Ia juga menyebutkan bahwa langkah ini berpotensi membuka ruang untuk insentif fiskal dari pemerintah dan memperkuat posisi industri energi bersih nasional dalam jangka panjang.
[Redaktur: Mega Puspita]