Menurutnya, proyek-proyek EBT yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat, seperti yang dilakukan Tri, membuktikan bahwa kemajuan energi tidak harus selalu bergantung pada investasi besar dari perusahaan multinasional.
"Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam sektor energi terbarukan. Jika pemerintah serius mendukung model seperti yang dikembangkan Tri Mumpuni, maka kita bisa mempercepat transisi energi tanpa harus merusak lingkungan atau bergantung pada energi fosil," tegasnya.
Baca Juga:
Naik 117 Persen, Pengguna REC Makin Diminati Sektor Industri dan Bisnis
Selain itu, Tohom juga menyoroti aspek pemberdayaan ekonomi yang dihasilkan dari pembangunan PLTMH.
Ia menilai bahwa ketersediaan listrik di daerah terpencil tidak hanya memberikan akses terhadap teknologi dan informasi, tetapi juga membuka peluang usaha bagi masyarakat setempat.
"Listrik bukan sekadar penerangan. Ia adalah kunci bagi pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan adanya listrik, masyarakat bisa mengembangkan industri rumahan, meningkatkan produktivitas pertanian, hingga menciptakan lapangan pekerjaan baru. Ini yang harus kita dorong lebih jauh," katanya.
Baca Juga:
Makin Diminati Sektor Industri dan Bisnis, Pengguna REC Naik 117 Persen
Tohom berharap agar lebih banyak figur seperti Tri Mumpuni yang lahir di Indonesia, mengembangkan solusi energi berkelanjutan dengan mengedepankan aspek sosial dan lingkungan.
"Wanita listrik seperti Tri Mumpuni bukan hanya inspirasi, tetapi juga bukti bahwa Indonesia bisa maju dengan cara yang berkelanjutan. Mari kita contoh dan kembangkan lebih banyak inisiatif serupa untuk masa depan energi yang lebih baik," tuturnya.
Tri Mumpuni sendiri adalah seorang ilmuwan dan wirausahawan sosial yang telah mendedikasikan hidupnya untuk pengembangan energi terbarukan di Indonesia.