konsumenlistrik.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketua Umum Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS), KRT Tohom Purba, mengapresiasi kiprah Tri Mumpuni dalam membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di berbagai pelosok Indonesia.
Menurutnya, pendekatan yang dilakukan oleh Tri merupakan contoh nyata bagaimana Energi Baru Terbarukan (EBT) dapat dikembangkan tanpa merusak lingkungan.
Baca Juga:
Naik 117 Persen, Pengguna REC Makin Diminati Sektor Industri dan Bisnis
"Tri Mumpuni telah membuktikan bahwa listrik bisa dibangun dengan prinsip keberlanjutan. PLTMH yang ia gagas tidak hanya menghadirkan listrik ke daerah terpencil, tetapi juga memberdayakan masyarakat sekitar tanpa harus mengorbankan ekosistem," ujar Tohom, saat berbincang dengan Konsumen Listrik, Minggu (3/2/2025).
Tohom mengungkapkan bahwa salah satu tantangan utama dalam pengembangan EBT di Indonesia adalah menjaga keseimbangan antara kebutuhan energi dan kelestarian lingkungan.
'Wanita Listrik' Tri Mumpuni [Konsumen Listrik/DW].
Baca Juga:
Makin Diminati Sektor Industri dan Bisnis, Pengguna REC Naik 117 Persen
Ia menilai bahwa Tri berhasil menjawab tantangan ini dengan pendekatan berbasis komunitas yang memanfaatkan modal sosial masyarakat setempat.
"Banyak proyek energi yang justru merusak alam dengan menebang hutan atau mengubah ekosistem sungai secara drastis. Namun, Tri Mumpuni telah menunjukkan bahwa inovasi teknologi dapat berjalan berdampingan dengan pelestarian lingkungan. Ini yang seharusnya menjadi standar dalam pengembangan EBT di Indonesia," jelasnya.
Lebih lanjut, Tohom Purba, yang juga Mantan Ketua ARDIN (Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Jasa Indonesia), menyoroti pentingnya keterlibatan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta, dalam mendukung pengembangan energi terbarukan.
Menurutnya, proyek-proyek EBT yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat, seperti yang dilakukan Tri, membuktikan bahwa kemajuan energi tidak harus selalu bergantung pada investasi besar dari perusahaan multinasional.
"Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam sektor energi terbarukan. Jika pemerintah serius mendukung model seperti yang dikembangkan Tri Mumpuni, maka kita bisa mempercepat transisi energi tanpa harus merusak lingkungan atau bergantung pada energi fosil," tegasnya.
Selain itu, Tohom juga menyoroti aspek pemberdayaan ekonomi yang dihasilkan dari pembangunan PLTMH.
Ia menilai bahwa ketersediaan listrik di daerah terpencil tidak hanya memberikan akses terhadap teknologi dan informasi, tetapi juga membuka peluang usaha bagi masyarakat setempat.
"Listrik bukan sekadar penerangan. Ia adalah kunci bagi pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan adanya listrik, masyarakat bisa mengembangkan industri rumahan, meningkatkan produktivitas pertanian, hingga menciptakan lapangan pekerjaan baru. Ini yang harus kita dorong lebih jauh," katanya.
Tohom berharap agar lebih banyak figur seperti Tri Mumpuni yang lahir di Indonesia, mengembangkan solusi energi berkelanjutan dengan mengedepankan aspek sosial dan lingkungan.
"Wanita listrik seperti Tri Mumpuni bukan hanya inspirasi, tetapi juga bukti bahwa Indonesia bisa maju dengan cara yang berkelanjutan. Mari kita contoh dan kembangkan lebih banyak inisiatif serupa untuk masa depan energi yang lebih baik," tuturnya.
Tri Mumpuni sendiri adalah seorang ilmuwan dan wirausahawan sosial yang telah mendedikasikan hidupnya untuk pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Lahir di Semarang pada 16 Agustus 1964, ia bersama suaminya telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di lebih dari 65 desa di Indonesia dan bahkan beberapa desa di Filipina.
Atas dedikasinya, ia pernah mendapatkan pengakuan internasional, termasuk dari mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, yang menyebutnya sebagai contoh wirausahawan sosial yang membawa dampak nyata bagi masyarakat.
[Redaktur: Mega Puspita]