Sekitar 20 kilometer di sebelah tenggara Honiara, proyek pembangkit listrik tenaga air Sungai Tina yang telah lama ditunggu-tunggu semakin dekat tahap penyelesaian.
Studi kelayakan untuk proyek tersebut dimulai pada tahun 2009. Saat itu diharapkan listrik sudah terproduksi pada tahun 2017. Ternyata banyak terjadi penundaan proyek yang sebagian didanai oleh Pemerintah Australia dan LSM seperti Dana Iklim Hijau dan Bank Pembangunan Asia.
Baca Juga:
Tarif Listrik Triwulan IV Tidak Naik, PLN Jaga Pelayanan Listrik Tetap Andal
Pemerintah Kepulauan Solomon kini menjelaskan kepada ABC News bahwa PLTA tersebut baru akan berpoduksi pada tahun 2025 atau 2026. Saat PLTA aktif, kata Korinihona, 93 persen dari jaringan listrik Honiara, atau 82 persen dari semua pembangkit listrik, menggantikan ketergantungan pada bahan bakar solar.
"Ini merupakan pengurangan yang signifikan dalam konsumsi bahan bakar fosil tahunan Solomon Power dan pada gilirannya mengurangi tarif listrik," katanya.
Kembali ke Honiara, Peter hanya berharap perubahan yang diusulkan akan memungkinkan dia mengakses listrik yang lebih murah, sehingga dia dapat membantu anak-anaknya mencapai impian mereka. [tum/alp]