Ia juga mengusulkan agar lulusan SMK dan politeknik menjadi target utama pelatihan ini.
Menurutnya, modul pelatihan teknis solar PV tidaklah serumit yang dibayangkan, namun keseriusan negara dalam menyediakan fasilitas pelatihan belum terlihat optimal.
Baca Juga:
Pastikan Keselamatan, ALPERKLINAS Minta Pemerintah dan PLN Sosialisasi Intens Jarak Jaringan Listrik dengan Rumah Masyarakat
“Bayangkan saja, kebutuhan SDM pemasang solar rooftop bisa mencapai puluhan ribu dalam 5 tahun ke depan. Jika pemerintah tidak bersikap cepat, kita akan kembali bergantung pada vendor asing,” tuturnya.
Tohom yang juga CEO & Founder Wahana TV ini menambahkan, media juga punya tanggung jawab untuk mengedukasi publik soal energi bersih.
Ia menyebut bahwa sinergi antara pemerintah, swasta, asosiasi, dan media sangat penting dalam menciptakan ekosistem energi surya yang berkelanjutan dan merata.
Baca Juga:
Bangun Pembangkit Listrik Mikro Hidro di Papua Pedalaman, ALPERKLINAS Apresiasi Dukungan TNI
“Di sini, media perlu mengangkat isu-isu seputar perlindungan konsumen dan ketahanan energi sebagai bagian dari edukasi publik. Karena perubahan besar seperti ini harus dimulai dari kesadaran bersama,” pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengakui bahwa tenaga kerja pemasang PLTS Atap di Indonesia masih sangat terbatas. Ia mendorong asosiasi dan lembaga pelatihan untuk segera menyelenggarakan pelatihan teknis secara masif.
“Saya sangat terkejut juga, ternyata yang bisa pasang solar rooftop itu nggak banyak,” kata Eniya.