KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO - Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS) menyatakan dukungan penuh terhadap langkah strategis PLN yang menargetkan 75 persen tambahan kapasitas pembangkit listrik Indonesia akan bersumber dari energi terbarukan dalam sepuluh tahun mendatang.
Bagi ALPERKLINAS, kebijakan ini bukan sekadar proyek energi, tetapi merupakan lompatan besar menuju kemandirian energi nasional yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Baca Juga:
Ikut Partisipasi Kurangi Emisi Karbon, ALPERKLINAS Apresiasi Langkah Wings Group Pasang PLTS Atap di 8 Pabriknya
Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, menilai keputusan PLN yang sejalan dengan arahan Presiden dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia itu merupakan langkah tepat untuk mengakhiri ketergantungan Indonesia terhadap energi impor yang mahal dan tidak berkelanjutan.
“Langkah PLN ini adalah tonggak penting. Kita sedang berbicara tentang masa depan energi yang lebih bersih, lebih murah, dan berbasis kemandirian nasional,” ujar Tohom, Rabu (8/10/2025).
Menurut Tohom, arah kebijakan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) baru yang diteken tiga bulan lalu itu selaras dengan visi pemerintah dalam membangun swasembada energi berbasis potensi domestik seperti angin, air, panas bumi, dan tenaga surya.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Dorong Pemerintah dan PLN Manfaatkan Semua Bendungan di Indonesia untuk PLTS
Ia menegaskan, upaya tersebut harus disertai transparansi dan partisipasi publik agar konsumen juga merasakan manfaat langsung dari transisi energi.
“Jangan sampai program hijau ini hanya menjadi jargon. Harus ada mekanisme yang memastikan tarif listrik tetap terjangkau bagi masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah. Energi terbarukan harus identik dengan efisiensi, bukan sekadar prestise,” tegasnya.
Pendiri Lembaga Perlindungan Konsumen Ketenagalistrikan Indonesia (LPKKI) ini juga mengingatkan bahwa transisi ke energi baru terbarukan (EBT) akan menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal infrastruktur dan distribusi.