“Jangan sampai keterlibatan investor asing justru mengurangi kedaulatan energi kita. Kolaborasi tetap bisa dilakukan, tapi kendali utama harus tetap di tangan bangsa sendiri,” ucap Tohom.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto menargetkan pembangunan PLTS hingga 1,5 MW di setiap desa.
Baca Juga:
Polisi Berhasil Mengamankan 3 Pelaku Pengerusakan Dan Penjarahan Saat Unjuk Rasa di Jambi
Bahlil menyebut, jika seluruh target terealisasi, kapasitas PLTS desa akan mencapai 100 Giga Watt (GW) secara nasional.
“Seluruh Indonesia. Kan itu program Bapak Presiden yang satu desa, 1 sampai 1,5 MW solar panel ya,” ujar Bahlil di sela acara 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) di Jakarta, Rabu (17/9/2025).
Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025-2034, kapasitas energi surya mendapat porsi besar, yakni 17,1 GW dari total pembangkit energi bersih.
Baca Juga:
Sinergi TNI - Rakyat Warnai Karya Bhakti HUT TNI ke - 80 di Pasar Besar Angso Duo Jambi
Bahlil sebelumnya juga mengungkapkan, target 100 GW PLTS membutuhkan dukungan investor asing karena kapasitas industri panel surya dalam negeri baru sekitar 5 GW per tahun.
“Pasti (melibatkan investor asing) karena solar panel 100 gigawatt itu kan cukup besar,” ucapnya di Istana Negara, Senin (15/9/2025).
Pemerintah akan menggandeng investor asing sekaligus mendorong kolaborasi dengan pengusaha nasional dan BUMN, termasuk PLN.