“Kalau energi listrik dari PLTSa ini bisa diserap oleh PLN dengan harga yang kompetitif, maka skema bisnisnya akan lebih menarik bagi swasta. Jangan sampai ada hambatan dari sisi regulasi yang menghambat investasi,” imbuhnya.						
					
						
						
							Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menyatakan bahwa setiap kota yang masuk dalam program ini ditargetkan dapat menghasilkan sekitar 20 megawatt listrik dari sampah. 						
					
						
							
								
								
									Baca Juga:
									Pemerintah Gencar Sosialisasikan PLTS Atap, ALPERKLINAS Minta PLN Siapkan Infrastruktur Antisipasi Overload Daya Listrik
								
								
									
										
											 
										
									
								
							
						
						
							Sampah plastik akan diolah menjadi BBM melalui teknologi pirolisis, sementara sampah organik akan dimanfaatkan sebagai bioenergi dalam bentuk biogas atau biomassa. 						
					
						
						
							Selain itu, pemerintah juga tengah menyusun Peraturan Presiden (Perpres) baru terkait tata kelola pengolahan sampah menjadi energi yang lebih ramah lingkungan.						
					
						
						
							“Regulasi ini akan menjadi landasan hukum yang kuat agar pengelolaan sampah tidak lagi hanya berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tetapi bisa memberikan manfaat ekonomi bagi daerah,” kata Yuliot.						
					
						
							
								
								
									Baca Juga:
									ALPERKLINAS Dorong Pemerintah Kejar 100 Persen Rasio Elektrifikasi dengan Perbesar Anggaran LISDES
								
								
									
	
								
							
						
						
							Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan permasalahan sampah yang selama ini menjadi tantangan bagi 538 kabupaten/kota di Indonesia dapat teratasi dengan lebih baik, sekaligus mendorong pengembangan energi terbarukan secara nasional.						
					
						
						
							[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]