KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO – Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS) menyoroti insiden pencurian aset kelistrikan di tengah situasi bencana hidrometeorologi yang sedang melanda sejumlah wilayah Indonesia.
Aliansi menilai tindakan-tindakan tersebut bukan hanya merugikan negara, tetapi juga langsung memperpanjang penderitaan masyarakat yang membutuhkan pemulihan listrik cepat untuk aktivitas darurat maupun pemulihan ekonomi lokal.
Baca Juga:
PLN Indonesia Power UBP Labuhan Angin Tindak Cepat, Salurkan Bantuan Banjir ke Sibolga dan Tapanuli Tengah
Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa kondisi bencana seharusnya menjadi momentum solidaritas, bukan kesempatan untuk mengambil keuntungan pribadi.
“Saat situasi sulit seperti ini, aset-aset PLN adalah urat nadi publik. Jika trafo, kabel, atau peralatan distribusi hilang, maka seluruh proses pemulihan ikut tertunda. Bukan hanya kerugian material, ini juga menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan masyarakat,” ujarnya, Selasa (9/12/2025).
Tohom menilai tindakan pencurian aset listrik saat bencana sebagai bentuk “memancing di air keruh” yang dampaknya tidak main-main.
Baca Juga:
Satu Hari Mentan Galang Bantuan Terkumpul Rp75 Miliar, Ini Kata MUI
Ia menjelaskan bahwa pemulihan kelistrikan membutuhkan urutan teknis yang presisi, dan satu titik kehilangan -- misalnya trafo --dapat membuat seluruh jaringan gagal berfungsi.
“Satu trafo hilang, ribuan rumah tetap gelap. Ini fakta lapangan,” kata Tohom merujuk pada banyak temuan di wilayah terdampak.
Tohom juga meminta pemerintah daerah dan lembaga masyarakat memperkuat patroli lingkungan, terutama di daerah rawan banjir dan longsor.