“Jangan hanya mengejar target bauran energi, tapi pastikan juga rakyat di pelosok ikut menikmati manfaatnya,” tegasnya.
Tohom yang juga Pengurus Fisuel Internasional Kawasan Asia-Pasifik ini menambahkan bahwa pengalaman Indonesia dalam memadukan dukungan lembaga keuangan internasional dengan investasi swasta dapat menjadi rujukan bagi negara berkembang lainnya.
Baca Juga:
Kurangi Emisi Karbon, ALPERKLINAS Apresiasi Kerjasama PLN dan Pemprov Banten Sosialisasi Pemakaian Kompor Induksi pada Konsumen
“ADB membawa kita selangkah lebih dekat ke arah desentralisasi energi, di mana masyarakat bisa lebih mandiri dan berdaya dalam urusan pasokan listrik,” ungkapnya.
Ia juga menekankan bahwa upaya transisi energi yang terlalu berfokus pada teknologi dan pembiayaan dapat menimbulkan kesenjangan jika tidak disertai dengan proteksi konsumen.
“Rakyat harus tetap menjadi pusat dari pembangunan energi baru. Jangan sampai mereka menjadi korban tarif tinggi atau sistem yang tidak transparan,” ujarnya.
Baca Juga:
Kolaborasi PLN, MEBI, dan Alfamart Wujudkan Ekosistem Transportasi Ramah Lingkungan
Sebelumnya, Presiden ADB Masato Kanda dalam kunjungannya ke proyek PLTS Sengkol 7 MWp di Lombok Tengah menyatakan komitmen ADB untuk terus memperluas dukungan terhadap sektor energi terbarukan di Indonesia, khususnya melalui peran sektor swasta.
Ia mengatakan bahwa proyek ini menjadi contoh bagaimana kolaborasi internasional dapat mempercepat pencapaian target energi bersih nasional.
"Yang paling penting adalah, seperti dalam proyek ini, bagaimana mengundang dan menggerakkan investasi sektor swasta, baik dari segi modal maupun teknologi, ke dalam negeri," kata Kanda.