Angka itu merupakan rekor baru dengan yield dan coupon terendah bagi penerbitan korporasi di Indonesia. Dengan begitu PLN mampu menciptakan harga baru yang jauh lebih murah dari fair price di secondary market untuk tenor 10 dan 30 tahun untuk perusahaan di Indonesia.
Sebagai penerus Zulkifli Zaini dalam memimpin PLN, Darmawan Prasodjo bertekad melanjutkan dasar-dasar yang telah digariskan khususnya dalam hal pengelolaan utang.
Baca Juga:
PLN Berhasil Pangkas Utang Sebesar Rp 62,5 Triliun
Dia bertekad tahun depan (2022) PLN akan mengurangi utang USD 1,5 Miliar (Rp 22 Triliun). Begitu juga tahun berikutnya.
Menjawab kritik seolah utang PLN sangat besar dibandingkan dengan BUMN lain, Darmawan Prasodjo meyakinkan bahwa ruang fiscal PLN masih dalam kendali. Sebab PLN punya aset Rp 1700 Triliun dengan operating revenue sekitar Rp 300 triliun. "Jadi kalau utangnya Rp 420 triliun, ruang fiskal PLN masih dalam kendali lah," ujarnya.
Seperti halnya Zulkifli Zaini yang mendapatkan tugas khusus selama memimpin PLN, Darmawan Prasodjo pun mendapatkan hal yang sama.
Baca Juga:
Dalam Dua Tahun Dirut PLN 'Pamer' Pangkas Utang Rp 62,5 Triliun
Salah satu tugas khusus yang dibebankan kepadanya adalah memimpin transisi energi dari yang berbasis fosil ke energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan.
"Saya yakin 5-6 tahun dari sekarang, Energi Baru Terbarukan (EBT) akan superior karena secara teknis lebih andal, secara komersial juga lebih murah," ujarnya. (tum)