Dijelaskannya, selama pembangunan serta perbaikan fasilitas air bersih dan listrik di 2021, PTFI mengeluarkan biaya sebesar USD 500.000 atau lebih dari Rp 7 miliar. Nathan Kum menyebut pihaknya akan terus bersinergi bersama pemerintah daerah dalam hal meningkatkan kesejahteraan warga sekitar wilayah operasi perusahaan.
"Kami berharap perbaikan fasilitas air bersih dan listrik ini dapat bermanfaat bagi masyarakat yang tinggal di kampung Lembah Waa Banti," tutur Nathan.
Baca Juga:
Pemerintah Bakal Tambah Saham di Freeport Indonesia dari 51 jadi 61 Persen
Medan Berat dan Cuaca Jadi Tantangan
Dalam memperbaiki infrastruktur air bersih di kampung Waa Banti, PTFI membuat sebuah dam atau bak air di daerah Opitogong, yang jaraknya sekitar 5 kilometer dari perkampungan warga. Pembuatan dam air ini terbilang tidak mudah karena berada di atas bukit. Ditambah dengan kondisi akses jalan yang terjal dan berlumpur.
"Perjalanan para pekerja untuk sampai di dam tersebut membutuhkan minimal 1,5 jam sekali jalan, sehingga ini merupakan tantangan tersendiri," ungkap Group Leader Community Infrastructure PTFI, Rolly Nelwan.
Baca Juga:
Gandeng PLN, Kini Produk Katoda Tembaga Freeport Gunakan Produk Hijau Berdaya Saing Tinggi
Dia menjelaskan, untuk perbaikan instalasi listrik PTFI melakukan perbaikan generator kapasitas 550 kVA yang berada di area Banti II.
Perbaikan ini mencakup perbaikan semua trafo, pemasangan tiang listrik, serta perbaikan jaringan listrik di dalam rumah warga.
"Banyak sekali jaringan listrik di dalam dan di luar rumah yang rusak sehingga perbaikan membutuhkan waktu dan biaya yang besar," terang Rolly.