Saat NFT dibeli, tanda terima akan dicatat dan disimpan di dompet digital pembeli, misalnya MetaMask.
Nah, dalam proses pencatatan tersebut dibutuhkan validasi informasi untuk menentukan di mana lokasi tanda terima dalam blockchain tersebut.
Baca Juga:
Startup Britishvolt Kembangkan Baterai untuk Mobil Sport Listrik Lotus
Proses validasi inilah yang melibatkan para penambang. Untuk membuat validasi tanda terima digital ini, para penambang harus memecahkan algoritma yang kompleks.
Algoritma tersebut digambarkan seperti soal matematika yang rumit dipecahkan. Para penambang akan berlomba menjadi orang pertama yang memvalidasi tanda terima digital tersebut untuk mendapat imbalan.
Dalam proses tersebut, semakin banyak penambang yang berlomba, maka semakin banyak energi yang dihabiskan.
Baca Juga:
Setoran Sampai 16.5%, KPK Terima Dokumen Proyek dari Beberapa Kepala Dinas di Langkat
Kenapa NFT butuh banyak energi?
Untuk mencatat NFT dalam blockchain, dibutuhkan energi yang cukup bervariasi bergantung di blockchain transaksi tersebut dilakukan.
Sebagian besar marketplace NFT menggunakan Ethereum sebagai blockchain mereka.