Konsumenlistrik.com | Melalui anak usahanya Pertamina New Renewable Energy (NRE), PT Pertamina (Persero) menambah kapasitas pembangkit listrik tenaga surya sebesar 2,3 MWp di berbagai area operasi Grup Pertamina sepanjang 2021.
"Potensi penurunan emisi mencapai lebih dari 2.500 ton karbon dioksida pe tahun." kata Sekretaris Perusahaan Pertamina NRE Dicky Septriadi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (29/1/2022).
Baca Juga:
Layanan SuperSUN PLN, Inovasi Listrik Bersih 24 Jam, Dukung Kemajuan Masyarakat Kepulauan di Sulawesi Selatan
Penambahan kapasitas 2,3 MWp tersebut meliputi listrik surya di kilang Refinery Unit IV Cilacap sebesar 1,34 MWp, logistic building Pertamina International Shipping (PIS) 125,5 KWp, dan kantor Pertamina Pemasaran Area Jawa Bagian Barat 37,5 KWp.
Kemudian, Terminal BBM Lomanis 131 KWp, pabrik Pertamina Lubricants Tanjung Priok 135 KWp, kompleks perumahan Pertamina Geothermal Energy (PGE) area Kamojang 21,75 KWp, serta penambahan jumlah PLTS di 77 SPBU Pertamina dengan total kapasitas sebesar 462 KWp.
Perseroan menargetkan listrik surya dengan total kapasitas terpasang sampai dengan 500 MWp di internal Grup Pertamina di tahun 2026 yang meliputi proses inti, area perkantoran, perumahan, dan fasilitas lainnya.
Baca Juga:
Energi Surya Jadi Sumber Cahaya Bagi Kehidupan Masyarakat Desa Tepian
Dari target tersebut beberapa area yang memiliki potensi kapasitas yang signifikan, antara lain wilayah kerja Hulu Rokan yang berpotensi mencapai 200 MWp, Kilang RU III Plaju, serta area operasi subholding commercial & trading.
Sementara itu, Pertamina NRE tancap gas untuk pemasangan listrik surya di SPBU Pertamina. Total SPBU yang telah terpasang listrik surya di penghujung tahun 2021 mencapai 141 titik dengan total kapasitas sekitar 1 MWp dengan potensi penurunan emisi sebesar 933 ton karbon dioksida per tahun.
Pada 2022, perseroan menargetkan total listrik terpasang di 1.500 SPBU, 200 di antaranya di kawasan Bali bersamaan dengan rencana dukungan Pertamina terhadap G20 Indonesia.