Lebih lanjut, Tohom yang juga Penasehat DPP Persatuan Artis Batak Indonesia (PARBI) ini mengingatkan bahwa kesuksesan transisi energi bukan hanya tanggung jawab PLN, tetapi juga membutuhkan dukungan regulasi, pembiayaan, dan kesadaran masyarakat.
“Teknologi tanpa dukungan ekosistem akan jalan di tempat. Karena itu, koordinasi lintas sektor, mulai dari kementerian hingga pemerintah daerah, harus berjalan efektif,” tambahnya.
Baca Juga:
PT PLN Berkomitmen Wujudkan Pemerataan Akses Energi Listrik di Seluruh Indonesia
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam kesempatan itu menyatakan kesiapan PLN untuk berkolaborasi lebih luas dengan perguruan tinggi dan lembaga riset.
“Bagi PLN, sains dan teknologi menjadi kunci untuk meningkatkan bauran EBT nasional, selaras dengan target Net Zero Emission 2060,” ujarnya.
Sementara itu, Executive Vice President Aneka Energi Baru Terbarukan PLN, Daniel K.F. Tampubolon, menambahkan bahwa teknologi smart grid akan menjadi enabler utama untuk mengoptimalkan pemanfaatan EBT.
Baca Juga:
Sambut HUT RI Ke-80, ALPERKLINAS Apresiasi PLN Beri Diskon Listrik 50 Persen Periode 10–23 Agustus 2025
Ia juga memaparkan rencana pembangunan transmisi hijau sepanjang 47.758 kilometer sirkuit guna mengatasi ketidaksesuaian lokasi pembangkit EBT dengan pusat permintaan listrik.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek), Stella Christie, menegaskan pentingnya kolaborasi riset antara pemerintah, perguruan tinggi, dan BUMN untuk mendukung hilirisasi inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.
[Redaktur: Mega Puspita]