“Energi panas bumi itu stabil dan bisa beroperasi sepanjang waktu. Ini berbeda dengan sumber energi terbarukan lain yang bergantung pada faktor alam. Maka dari itu, PLN harus lebih serius dalam mengalokasikan investasi dan infrastruktur untuk pengembangannya,” tegasnya.
Tohom yang juga Mantan Ketua Badan Pembina Perkumpulan Konsuil ini menyoroti perlunya langkah konkret dalam menarik lebih banyak investor.
Baca Juga:
Miliki 40% dari Potensi Energi Angin Nasional, ALPERKLINAS Apresiasi Rencana Investor Asal Vietnam, Vinfast Bangun Listrik Tenaga Bayu di Indonesia Timur: Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara
Menurutnya, hambatan utama dalam pengembangan PLTP selama ini adalah masalah perizinan dan skema pembiayaan yang belum sepenuhnya mendukung ekspansi proyek.
“Kita perlu kebijakan yang lebih ramah investor. Pemerintah harus memastikan regulasi yang ada bisa mempercepat pengembangan PLTP, bukan malah menjadi penghambat,” katanya.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah, PLN, dan sektor swasta dalam percepatan pembangunan infrastruktur panas bumi.
Baca Juga:
Cegah Pemadaman di Wilayah Vital, ALPERKLINAS Desak Pemerintah Atur Pembatasan Bangunan di Areal Konstruksi PLN
Kolaborasi yang kuat antara semua pihak, sambung Tohom, akan mempercepat pemanfaatan energi panas bumi yang lebih luas di Indonesia.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), Julfi Hadi, mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki proyek pemanfaatan panas bumi terbaik di dunia.
Ia menjelaskan bahwa kualitas sumber daya panas bumi di Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan dengan negara-negara lain, seperti Amerika Serikat dan Eropa, yang masih mengembangkan panas bumi pada level suhu sedang hingga rendah.