Konsumenlistrik.com | Dalam rangka meningkatkan produksi aluminium domestik, Anggota Komisi VII DPR RI Abdul Kadir Kading mengemukakan mengenai pentingnya meningkatkan sinergi antara BUMN, khususnya antara BUMN Inalum dan PLN.
"Jadi sekarang ini produksi Inalum 250 ribu ton sementara kebutuhan seluruh Indonesia sekitar 700 ribu ton per tahun, artinya masih ada kebutuhan sekitar 500 ribu ton," kata Abdul Kadir Kading dalam rilis di Jakarta, Senin (7/2/2022).
Baca Juga:
Ini Hasil Tambang Indonesia yang Melimpah Sebagai Komponen Penting Kendaraan Listrik
Menurut dia, agar Indonesia bisa merdeka dari impor aluminium, maka diperlukan peningkatan produksi aluminium dalam negeri.
Pasalnya, menurut dia, potensi bauksit di Indonesia sangat besar yakni nomor enam sedunia sehingga sebenarnya mengartikan bahwa Indonesia mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa harus impor.
Untuk itu, politisi Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa itu menilai perlunya kerja sama antar BUMN terkait. Misalnya seperti yang terjadi di PT Inalum (Persero), salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang industri peleburan aluminium tersebut, memerlukan dukungan tambahan energi listrik untuk dapat meningkatkan produksinya.
Baca Juga:
Dirut MIND ID: Holding Industri Tambang Berperan Penting untuk Hilirisasi Produk
"Memperbesar produksi ini kuncinya adalah di powernya energi di pembakarannya dan sebagainya dari PLN oleh karena itu kita akan dorong PLN, Inalum, BUMN untuk melakukan percepatan," sebutnya.
Ia menyatakan agar ke depan Indonesia dapat segera merdeka dari impor aluminium bahkan bila perlu melaksanakan ekspor aluminium ke depannya.
Abdul Kadir mengungkapkan Komisi VII DPR RI rencananya akan membentuk tim yang bertugas untuk mengawal percepatan peningkatan produksi aluminium.