"Jadi saat ini kita menyiapkan sistem untuk Jawa Bali, di mana di sini ada sistem 500 KV yang dipastikan penyalurannya sampai dengan transmisi 150 KV dan 70 KV dengan baik. Untuk Nataru ini sistem kita khususnya di Jawa-Bali ini cukup, jadi cadangan kita mencapai 40% lebih karena beban turun," jelas Evy di UIP2B Gandul, Depok, Jumat (27/12/2024).
Evy membeberkan bahwa beban puncak selama Nataru kali ini mencapai 26.000 Mega Watt (MW). Sedangkan, pihaknya sudah menyiapkan keandalan cadangan pasokan listrik mencapai 46.000 MW.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Dukung Dirjen Gatrik Sosialisasi Pentingnya GPAS untuk Cegah Kecelakaan dan Kebakaran Akibat Listrik
"Jadi beban puncak kita perkirakan hanya 26.000 (MW) nanti di Natal dan Tahun Baru. Dan cadangannya mencapai sekitar 46.000 (MW), jadi sangat cukup untuk itu. Dan untuk pengendalian transmisi, pemeliharaan juga sudah dilakukan," paparnya.
Walaupun pasokan listrik, khususnya di wilayah Jamali sudah aman, dia tidak menampik bahwa selama Nataru kali ini, pihaknya masih dihadapkan dengan berbagai tantangan.
Tantangan utama yang dihadapi oleh pihaknya untuk terus menjaga keandalan listrik selama Nataru adalah faktor cuaca yang tidak menentu.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Sangat Mendukung Konsumen Listrik Besar Bangun Pembangkit Sendiri
Dengan begitu, dia menyebutkan pihaknya saat ini sudah mengantisipasi hal itu dengan persiapan jauh hari termasuk perihal potensi bencana alam yang mungkin terjadi.
"Ya memang challenge yang terbesar kalau kita lihat dari BMKG adalah cuaca. Jadi kami sudah menyiapkan sejak jauh-jauh hari, khususnya 1 bulan terakhir, bahwa hal-hal yang terkait dengan cuaca, bagaimana potensi-potensi gangguan dari mulai landslide kemudian adanya pohon-pohon yang mungkin akan menyentuh jaringan," ujar Evy.
Lebih lanjut, pihaknya juga melakukan inspeksi dan mitigasi pemotongan pohon yang bisa menyentuh jaringan PLN.