“Kami sedang mengkaji beberapa proposal investasi dari perusahaan global yang menawarkan teknologi nuklir generasi terbaru. Namun, setiap proyek akan melalui evaluasi ketat,” kata Eniya.
Kementerian ESDM juga menargetkan porsi bauran energi baru terbarukan (EBT) terhadap energi nasional dapat mencapai 72% pada 2060 mendatang.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Himbau Konsumen Manfaatkan Diskon Token Listrik: Beli Rp100.000, Bayarnya Cuma Rp50.000
Hal ini sejalan dengan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) yang sudah ditetapkan Kementerian sebelumnya.
Eniya menjelaskan bahwa target ini dimaksudkan untuk memenuhi rencana swasembada energi yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
"Sampai dengan tahun 2060 memang realistiknya itu dihitung di RUKN 72% renewable dan di situ sudah kita moving forward, kalau ada pendanaan internasional yang lebih masif, itu saya yakin apa yang dicita-citakan Pak Presiden untuk swasembada energi juga bisa dilakukan," kata Eniya dalam acara Dialog Stakeholder EBTKE, Selasa (17/12/2024).
Baca Juga:
ALPERKLINAS: Tanpa Hemat, Indonesia Tidak Akan Bisa Swasembada Energi
Meski begitu, Eniya mengatakan pihaknya akan sangat berhati-hati dalam merespon berbagai tawaran investasi pengembangan energi nuklir di RI ini.
"Yang mungkin saat ini lagi hot itu adalah nuklir, ini berbagai negara datang ke saya, ke kami, ya. Ada banyak, sekarang sudah menawarkan pra-FS dari beberapa negara. Ini saya moving-nya hati-hati," ucap Eniya.
ALPERKLINAS menegaskan bahwa keberhasilan pengembangan tenaga nuklir di Indonesia bergantung pada komitmen pemerintah untuk memastikan regulasi dan pengawasan yang memadai.