KonsumenListrik, Jakarta – Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS) mendesak pemerintah untuk meningkatkan pengawasan dalam pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia, menyusul tingginya minat investor terhadap sektor ini.
Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, menyatakan bahwa meskipun tenaga nuklir memiliki potensi besar untuk mendukung kebutuhan energi nasional, risiko yang terkait juga tidak bisa diabaikan.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Himbau Konsumen Manfaatkan Diskon Token Listrik: Beli Rp100.000, Bayarnya Cuma Rp50.000
“Kami mengapresiasi langkah pemerintah dalam membuka peluang investasi di sektor tenaga nuklir. Namun, perlu diingat bahwa pemanfaatan tenaga nuklir harus disertai dengan pengawasan ketat dan regulasi yang jelas untuk memastikan keselamatan masyarakat dan lingkungan,” kata Tohom kepada WahanaNews.co, Jumat (20/12/2024) di Jakarta.
Menurutnya, pengembangan tenaga nuklir harus memenuhi standar internasional, termasuk dalam aspek keamanan fasilitas, pengelolaan limbah radioaktif, dan kesiapan tanggap darurat. Tohom juga menyoroti pentingnya keterbukaan informasi kepada publik terkait lokasi, teknologi, dan dampak potensial dari proyek-proyek nuklir.
“Investasi besar tidak boleh mengesampingkan tanggung jawab terhadap keselamatan dan transparansi. Pemerintah harus melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, terutama jika menyangkut pembangunan fasilitas nuklir di wilayah tertentu,” sambung Tohom yang Juga Ketua Umum Lembaga Konsumen Ketenagalistrikan Indonesia (LKKI).
Baca Juga:
ALPERKLINAS: Tanpa Hemat, Indonesia Tidak Akan Bisa Swasembada Energi
Minat investor terhadap sektor tenaga nuklir di Indonesia meningkat setelah pemerintah memperkenalkan kebijakan yang memberikan insentif bagi energi rendah karbon.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat bahwa beberapa perusahaan internasional telah menyatakan minat untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di berbagai daerah.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengungkapkan bahwa tenaga nuklir akan menjadi bagian dari strategi energi nasional untuk mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060.