Tohom memberikan pandangan positif terhadap pembatalan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang telah diumumkan oleh PT PLN (Persero) beberapa waktu lalu.
Pembatalan ini diharapkan akan menghindari sekitar 1,8 miliar ton emisi CO₂ selama 25 tahun ke depan.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Sambut Rencana Skytrain Bekasi untuk Perkuat Integrasi Transportasi Aglomerasi Jabodetabekjur
"Keputusan ini sangat mendukung upaya pemerintah dalam menanggulangi perubahan iklim dan menjaga keberlanjutan lingkungan hidup," ungkap Tohom.
Namun, ia juga mengingatkan agar pemerintah tidak melupakan dampak sosial dan ekonomi dari perubahan tersebut.
"Perlu adanya keseimbangan antara keberlanjutan lingkungan dengan daya beli masyarakat serta kelangsungan bisnis sektor energi," tegasnya.
Baca Juga:
Daerah Lain Layak Ikuti, ALPERKLINAS Apresiasi Kolaborasi Pemprov Sulawesi Barat dan PLN Listriki Keluarga Tak Mampu
Efisiensi Pembiayaan
Bursa Karbon Indonesia yang baru-baru ini diresmikan menjadi langkah strategis dalam mewujudkan target Net Zero Emissions pada 2060.
Namun, Tohom juga mengingatkan agar pemerintah memperhatikan berbagai konsekuensi yang mungkin timbul, terutama dari sisi biaya yang berpotensi memengaruhi tarif listrik.