KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS) memberikan apresiasi kepada PLN Indonesia Power (PLN IP) atas keberhasilannya dalam penjualan 273 ton CO₂e emisi terverifikasi kepada Sucofindo melalui IDX Carbon.
Capaian ini merupakan langkah nyata PLN IP dalam mendukung upaya dekarbonisasi nasional, dengan kontribusi terhadap pengurangan jejak karbon di sektor energi.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi Pengusaha Indonesia yang Dukung Energi Bersih Listrik Di Kawasan ASEAN
Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, menyambut positif pencapaian PLN IP.
"Penjualan emisi karbon ini bukan hanya sebuah prestasi dalam mendukung transisi energi, tetapi juga menunjukkan komitmen PLN IP terhadap keberlanjutan lingkungan. Ini adalah langkah konkret yang mendukung pencapaian target Net Zero Emission 2060," kata Tohom saat berbincang dengan Konsumen Listrik, Selasa (7/1/2024).
Penjualan 273 ton CO₂e tersebut, seperti yang disampaikan oleh Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, bertujuan untuk membantu eksportir retail memenuhi standar pasar internasional yang semakin peduli terhadap kelestarian alam.
Baca Juga:
Pembangunan SPKLU Masif, ALPERKLINAS Minta PLN dan Pemerintah Daerah Tegas Terkait Safety dan Estetika Kota
Edwin juga menegaskan bahwa penjualan karbon ini menjadi bagian dari upaya PLN IP dalam mendukung transisi energi dan membuka peluang lebih banyak mitra untuk terlibat dalam green collaboration.
Pembiayaan Low-Cost
Meski apresiatif terhadap keberhasilan PLN IP, Tohom mengingatkan pentingnya untuk mempertimbangkan aspek biaya dalam melaksanakan inisiatif hijau.
"Kami berharap PLN IP dapat menemukan solusi pembiayaan yang lebih murah dan efisien. Sebagai pelaku usaha dan mitra bisnis, kami sangat mengapresiasi langkah-langkah yang diambil oleh PLN IP, namun penting untuk memastikan bahwa biaya pembiayaan tidak memberatkan pihak-pihak yang terlibat," ujar Tohom yang juga merupakan Wakil Ketua Umum Komite Nasional LSM Indonesia (KN LSM Indonesia) dan Ketua Pengurus Pusat Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum Pemuda Pancasila (BPPH) ini.
Dia menambahkan, langkah PLN IP dalam menjual karbon menunjukkan bahwa perusahaan ini telah memahami kebutuhan global akan energi ramah lingkungan.
Namun, untuk memperluas kolaborasi dan mendorong lebih banyak perusahaan terlibat, biaya yang lebih rendah menjadi salah satu kunci sukses yang perlu diperhatikan.
Manfaat untuk Mitra dan Pasar Global
Menurut Tohom, langkah PLN IP dalam mendukung dekarbonisasi Indonesia sangat positif, terutama dalam membantu para eksportir retail yang akan memasuki pasar Eropa.
"Saat ini, Sertifikat Pengurangan Emisi (SPE) sudah menjadi kebutuhan utama bagi banyak pebisnis yang menginginkan akses ke pasar global. Hal ini tentu membuka peluang yang lebih besar bagi banyak mitra untuk berkolaborasi," ujarnya.
Selain itu, Tohom juga berharap kolaborasi ini bisa memberikan dampak positif dalam meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global, terutama yang semakin menuntut produk-produk yang berkelanjutan dan rendah karbon.
Ekonomi Berkelanjutan
Tohom memberikan pandangan positif terhadap pembatalan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang telah diumumkan oleh PT PLN (Persero) beberapa waktu lalu.
Pembatalan ini diharapkan akan menghindari sekitar 1,8 miliar ton emisi CO₂ selama 25 tahun ke depan.
"Keputusan ini sangat mendukung upaya pemerintah dalam menanggulangi perubahan iklim dan menjaga keberlanjutan lingkungan hidup," ungkap Tohom.
Namun, ia juga mengingatkan agar pemerintah tidak melupakan dampak sosial dan ekonomi dari perubahan tersebut.
"Perlu adanya keseimbangan antara keberlanjutan lingkungan dengan daya beli masyarakat serta kelangsungan bisnis sektor energi," tegasnya.
Efisiensi Pembiayaan
Bursa Karbon Indonesia yang baru-baru ini diresmikan menjadi langkah strategis dalam mewujudkan target Net Zero Emissions pada 2060.
Namun, Tohom juga mengingatkan agar pemerintah memperhatikan berbagai konsekuensi yang mungkin timbul, terutama dari sisi biaya yang berpotensi memengaruhi tarif listrik.
"Meskipun bursa karbon ini sangat baik untuk lingkungan, pemerintah harus siap untuk mengelola dampaknya terhadap biaya listrik dan daya saing sektor industri," pungkas Tohom.
Dengan berbagai pencapaian yang telah diraih, ALPERKLINAS berharap PLN IP dapat terus berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam mendukung keberlanjutan dan pengurangan emisi karbon, serta menemukan solusi pembiayaan yang dapat mendukung ekosistem energi hijau di Indonesia.
Tohom meyakini, dukungan aktif terhadap proyek dekarbonisasi dan kesadaran akan pentingnya pembiayaan efisien, Indonesia dapat terus bergerak menuju tujuan besar pengurangan emisi karbon dan transisi ke energi bersih.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]