Benar saja, kritikan kompor listrik memang disampaikan oleh banyak pihak, tak terkecuali para anggota dewan. Salah satunya anggota Komisi VII DPR RI Mulan Jameela yang menilai kompor listrik tidak cocok untuk masakan Indonesia.
Kritik itu disampaikan Mulan berdasarkan pengalaman pribadinya. Ia mengaku tak bisa lepas dari kompor gas, meskipun sudah memiliki kompor listrik.
Baca Juga:
Diajang Adhyaksa Sangihe Expo 2023, PLN Beri Edukasi Kompor Listrik
"Ini saya jujur ya, kapasitas saya sebagai anggota dewan dan sebagai emak-emak. Kami di rumah saja punya kompor listrik tetap tak bisa lepas dari yang gas karena masakan Indonesia ya beda bukan masakan orang bule yang pancinya ya seukuran begitu saja," tutur Mulan, Jumat (23/9).
Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia) pun menolak rencana konversi kompor listrik dan meminta pemerintah tak memaksa masyarakat untuk beralih.
Presiden ASPEK Indonesia Mirah Sumirat khawatir konversi dari LPG 3 kg ke kompor listrik nantinya jadi dalih oleh pemerintah untuk memaksa masyarakat menaikkan daya listrik dari 450 VA ke 900 VA yang pada ujungnya memberatkan tagihan.
Baca Juga:
PLN Fokus Program Uji Coba Kompor Listrik
Kalau benar demikian, beban hidup masyarakat yang belakangan ini semakin meningkat akibat kenaikan harga bahan pokok dan BBM akan semakin berat.
"Pemaksaan penggunaan kompor listrik sama saja memaksakan masyarakat untuk menaikkan daya listrik menjadi 900 VA. Karena daya listrik 450 VA yang selama ini banyak digunakan oleh masyarakat, pasti tidak akan kuat jika harus dipaksakan dengan tambahan penggunaan kompor listrik," kata Mirah.
Tak ketinggalan, berbagai kritikan juga datang dari masyarakat melalui komentar di sosial media twitter.