Konsumenlistrik.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pemerintah mengumumkan rencana ambisius untuk membangun transmisi listrik secara masif dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034.
Dalam rancangan ini, pembangunan transmisi akan menjadi prioritas utama guna mendukung penggunaan energi baru terbarukan (EBT) yang mayoritas berada di pelosok Indonesia.
Baca Juga:
Kritisi Bangunan Ilegal Dapat Akses Listrik, ALPERKLINAS Desak Pemerintah dan PLN Buat Aturan Tegas Terkait Syarat Calon Pelanggan Listrik
Rencana tersebut menuai sorotan dari Ketua Umum Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS), KRT Tohom Purba.
Ia menegaskan pentingnya memilih kontraktor yang kompeten dalam pelaksanaan proyek besar ini.
"Proyek transmisi listrik untuk 10 tahun ke depan bukan sekadar tentang membangun infrastruktur, tetapi juga memastikan keberlanjutannya. Pemerintah dan PLN harus memastikan bahwa kontraktor yang dipilih memiliki kompetensi dan rekam jejak yang terbukti," ujar Tohom, Selasa (21/1/2025).
Baca Juga:
ALPERKLINAS Desak Pemerintah dan PLN Buat Aturan Tegas Terkait Syarat Calon Pelanggan Listrik
Tohom menambahkan, proyek sebesar ini memerlukan transparansi dalam seleksi mitra kerja sama, terutama mengingat 60% dari proyek pembangkit listrik baru akan diberikan kepada pihak swasta.
"Kami mendukung keterlibatan pihak swasta, tetapi kredibilitas mereka harus menjadi prioritas utama. Jangan sampai ada penyimpangan yang bisa merugikan masyarakat dan konsumen listrik," tegasnya.
RUPTL 2025-2034 sendiri menargetkan penambahan kapasitas listrik hingga 71 GW, dengan mayoritas proyek pembangkit berbasis EBT.