Konsumenlistrik.com | Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran Tiung Biru (JTB) hingga pertengahan Mei 2022 telah mencapai 96,88%.
Pemerintah terus memonitor dan mendorong agar proyek yang dioperatori PT Pertamina EP Cepu (PEPC) ini dapat segera dilakukan commissioning dan selanjutnya beroperasi penuh, dengan tetap mengedepankan keselamatan migas.
Baca Juga:
Pertumbuhan Tinggi, Dirjen ESDM: Masalah Over Supply Listrik di Jawa-Bali Akan Teratasi
"Pemerintah sangat mendukung pembangunan fasilitas gas di Lapangan Jambaran Tiung Biru yang merupakan karya anak bangsa ini. Kita harus mencari strategi untuk mempercepat commissioning sehingga plant ini bisa segera beroperasi. Tentunya tetap menjadikan aspek keselamatan menjadi salah satu prioritasnya," ujar Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Mirza Mahendra, dalam kunjungan kerja ke Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran Tiung Biru (JTB) di Desa Bandungrejo, Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (19/5).
Mirza menyampaikan, penyelesaian proyek JTB ini hanya tinggal selangkah lagi. Meski demikian, prosentase yang kecil ini merupakan tahap yang cukup krusial karena commissioning dan gas in merupakan tahap awal pembuktian bahwa equipment dan instalasi terintegrasi dengan baik, serta dilaksanakannya keselamatan migas.
Dalam kunjungan ini, Mirza juga melakukan peninjauan ke area proyek pengembangan JTB yaitu ke Wellpad Jambaran Central dan Wellpad Jambaran East. Pengamatan dititikberatkan pada kemajuan pelaksanaan konstruksi dan pengujian fungsi sesuai dengan program yang telah ditentukan sebelumnya, serta rencana tanggap darurat apabila terjadi ketidasesuaian pada saat tahap konstruski ataupun apabila telah beroperasi nantinya.
Baca Juga:
Tarif Listrik Triwulan IV Tidak Naik, PLN Jaga Pelayanan Listrik Tetap Andal
Dalam kesempatan itu, Mirza juga kembali mengingatkan pentingnya keselamatan dalam kegiatan usaha migas. Keselamatan harus menjadi budaya bagi setiap perusahaan migas yang beroperasi di Indonesia. bukan terbatas pada budaya perilaku orang perorangan atau budaya sekelompok orang. Oleh karena itu, pentingnya keselamatan harus terus diingatkan ke pelbagai pihak dengan berbagai cara.
"Budaya keselamatan itu paling gampang digambarkan seperti anekdot tiada lebaran tanpa ketupat lebaran. Sama seperti operasi migas tanpa safety, seperti tidak beroperasi," kata Mirza.