Konsumenlistrik.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketua Umum Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS), KRT Tohom Purba, menyatakan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan solusi unggulan dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia.
Menurutnya, PLTA tidak hanya memenuhi kebutuhan energi bersih, tetapi juga memberikan dampak positif yang luas bagi masyarakat sekitar.
Baca Juga:
Pasokan Listrik EBT Terus Bertambah, PLN Bakal Operasikan PLTA Jatigede 110 MW
“PLTA bukan sekadar menghasilkan listrik yang ramah lingkungan, tetapi juga memiliki efek ganda yang luar biasa. Mulai dari pengairan irigasi, penyediaan lapangan kerja, hingga pengurangan emisi karbon dalam jumlah besar,” ujar Tohom saat dimintai komentar mengenai peresmian PLTA Asahan 3 di Sumatra Utara, Rabu (22/1/2025).
Tohom menambahkan, keberadaan PLTA Asahan 3 membuktikan bahwa energi terbarukan tidak hanya tentang teknologi. Lebih dari itu, juga erat relevansinya dengan keberlanjutan sosial dan ekonomi masyarakat.
"Proyek seperti ini harus terus didorong. PLTA Asahan 3 telah menunjukkan bahwa selain menjadi sumber listrik bersih, pembangunan ini menyerap tenaga kerja lokal dan memberikan dampak nyata bagi ekonomi masyarakat. Keberadaan PLTA seperti ini membantu mengurangi kemiskinan, sebagaimana telah dibuktikan di Sumatera Utara," ungkapnya.
Baca Juga:
Mega Proyek PLTA Jatigede Rampung, Siap Suplai Listrik ke Jawa-Bali
Dalam kesempatan yang sama, KRT Tohom Purba, yang tercatat sebagai peraih Rekor MURI dalam bidang seminar terbanyak, menyoroti pentingnya inovasi dalam pengembangan infrastruktur energi terbarukan.
Ia memberikan apresiasi terhadap penerapan sistem Building Information Modelling (BIM) pada PLTA Asahan 3, yang dianggap sebagai langkah maju dalam mempercepat pembangunan PLTA di Indonesia.
“Inovasi seperti BIM adalah bukti nyata bahwa Indonesia mampu bersaing secara global dalam teknologi energi terbarukan,” ujar Tohom.
“Ke depan, saya berharap model pembangunan seperti ini bisa diadaptasi untuk proyek-proyek energi terbarukan lainnya di berbagai daerah,” tambahnya..
PLTA Asahan 3, yang memiliki kapasitas 2x87 MW dan mampu mengaliri listrik untuk lebih dari 113 ribu rumah, juga dianggap sebagai wujud konkret komitmen Indonesia dalam menekan emisi karbon.
“PLTA Asahan 3 mampu mereduksi emisi karbon hingga 688.610 ton per tahun. Ini pencapaian luar biasa yang menjadi bukti bahwa energi terbarukan bukan sekadar wacana, tetapi sebuah langkah nyata menuju masa depan yang lebih baik,” ujar Tohom.
Tohom berharap proyek-proyek PLTA seperti ini terus digalakkan, terutama di daerah-daerah dengan potensi besar seperti Sumatera Utara.
“Kita harus menjadikan momentum ini sebagai titik tolak untuk mempercepat transisi energi di Indonesia. PLTA adalah investasi masa depan, bukan hanya bagi energi bersih, tetapi juga bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan,” pungkasnya.
[Redaktur: Sandy]