Lebih jauh, Tohom yang juga Anggota Aliansi Konsumen ASEAN ini mengatakan bahwa transisi energi bersih pada moda transportasi harus dibarengi dengan pengawasan ketat terhadap kualitas dan keberlanjutan pasokan listrik.
“Kalau kita mau membangun kepercayaan publik terhadap sistem transportasi modern dan ramah lingkungan, maka aspek teknis seperti keamanan listrik, kontinuitas pasokan, dan perlindungan konsumen harus menjadi prioritas mutlak,” tegasnya.
Baca Juga:
DPRD DKI Minta PT LRT Jakarta Matangkan Rancangan Akses Transportasi untuk Difabel
Ia juga menyoroti pentingnya edukasi publik dalam mendukung langkah besar ini.
“Konsumen transportasi punya hak untuk tahu, sehingga mendukung sistem yang lebih bersih dan efisien. Jadi, perlu ada transparansi dan pelibatan masyarakat dalam transformasi energi ini,” ujarnya.
Tohom menilai bahwa bila perubahan ini diadopsi secara nasional dan lintas sektor, maka Indonesia bisa mempercepat pencapaian target emisi nol bersih dan menciptakan kota-kota dengan kualitas udara yang jauh lebih sehat.
Baca Juga:
PLN Bekasi Pastikan Sistem Kelistrikan Aman saat Kunker Presiden ke LRT Jabodebek
“Ini bukan utopia. Ini bisa dimulai sekarang dengan kemauan politik dan komitmen industri,” tegasnya.
Sebelumnya, Executive Vice President LRT Jabodebek Mochamad Purnomosidi menjelaskan bahwa sistem kelistrikan yang digunakan LRT Jabodebek terdiri dari Gardu Traksi (Traction Power Substation/TPSS) dan Third Rail yang mampu menghantarkan listrik langsung ke kereta melalui komponen khusus di bagian bawah rangkaian.
Menurutnya, untuk menjaga performa dan keamanan sistem kelistrikan, tim teknis secara rutin melakukan pemeriksaan menyeluruh, mulai dari pembersihan hingga penggantian komponen.