“GINEST harus menjadi think tank energi nasional, bukan sekadar laboratorium. Harus ada output kebijakan yang konkret, termasuk untuk pengelolaan limbah radioaktif dan skema perlindungan konsumen listrik berbasis nuklir,” tambahnya.
Sebelumnya, Rektor ITPLN Prof. Iwa Garniwa menuturkan bahwa GINEST akan menjadi pusat keilmuan dan kolaborasi global dalam penguasaan teknologi nuklir, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam transisi menuju energi bersih.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi Pemprov Jakarta Bangun 4 PLTSa sebagai Sumber PAD, Layak Diadopsi Daerah Lain
“GINEST akan fokus pada tujuh program utama, termasuk penguatan SDM, pengembangan teknologi, hingga pemberian masukan kebijakan kepada pemerintah,” jelas Iwa.
Senada, Ketua GINEST Agus Puji Prasetyono mengatakan Indonesia menargetkan pembangunan sekitar 200 unit PLTN hingga 2050.
Untuk itu, kapasitas SDM di bidang nuklir harus benar-benar disiapkan sejak sekarang.
Baca Juga:
Lebih Dukung Energi Bersih, ALPERKLINAS Apresiasi Emiten TOBA Lepas Pembangkit Batu Bara, Garap Proyek EBT 370 MW
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Terbarukan PLN, Suroso Isnandar, juga menyatakan bahwa proyek PLTN memerlukan komitmen jangka panjang dan harus dimulai paling lambat tahun depan jika ingin mengejar target operasional pada 2034.
[Redaktur: Mega Puspita]