Konsumenlistrik.com | Rencananya ke depan PT PLN (persero), akan ada holding dan dua subholding yang akan dibentuk oleh Kementerian BUMN.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedang mengotak-atik struktur total dari perusahaan setrum milik negara yakni PT PLN (Persero).
Baca Juga:
Wacana Bakal Maju di Pilpres 2024, Erick Thohir: Nyalon Enggak Ada yang Dukung, Buat Apa?
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan, melihat kondisi dan situasi PLN saat ini bahwa diperlukan pembenahan di tubuh PLN secara baik dan menyeluruh. Kinerja PLN akan terus menemui kendala tatkala tidak adanya perombakan struktural di PLN secara menyeluruh.
Erick mencatat, saat ini hutang PLN mencapai hingga Rp 500 triliun-an, disamping itu PLN harus terus menambah investasinya untuk pengembangan energi baru dan terbarukan seiring dengan komitmennya Indonesia untuk mencapai net zero emission atau netral karbon.
"Disamping hutang, investasi EBT PLN harus jalan, tentu harus ada restrukturisasi hutang dan efisiensi capex, sehingga hutang PLN bisa turun. Nah ini yang harus kita lakukan, karena itu kita kembali harus memperbaiki struktur total dari PLN," terang Erick, Rabu (12/1/2022).
Baca Juga:
Kementerian BUMN Buka Suara Soal Ada Joki di Tes Rekrutmen
Maka dari itu kata Erick, pihaknya sedang mempelajari untuk membuat holding dan sub holding layaknya PT Pertamina (Persero).
Yang pertama adalah sub holding ritel. Sub holding ini hanya akan fokus mengurusi pelayanan ritel seperti konsumen listrik. Ketika fokus konsumen listrik PLN akan dilayani secara baik.
"Di sub holding ritel kita usulkan sejak awal implementasi yang namanya smart meter. Supaya kita melihat daripada ongkosnya akan lebih efisien," ungkap Erick