Konsumenlistrik.com | Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan industri 5.0 menekankan pentingnya sumber daya manusia (SDM) Indonesia siap pakai dalam menghadapi disrupsi teknologi.
"Industri 5.0 adalah mengenai manusia Indonesia yang bisa siap pakai dalam menghadapi perubahan disrupsi teknologi. Bukan dibalik teknologinya, tetapi manusianya apakah siap atau tidak," ujar Erick Thohir saat menyampaikan Kuliah Umum di Universitas Islam Darul `Ulum, Lamongan, Jawa Timur, sebagaimana dipantau secara daring dari Jakarta pada Sabtu (9/4/2022).
Baca Juga:
Zulhas Bertemu Jokowi di Istana Empat Mata, Sebut Bahas Pilpres 2024
Menteri BUMN melihat industri 5.0 ini membutuhkan tiga hal yang sangat penting.
Pertama, karena ini era pertumbuhan ekonomi yang dibangun karena kapabilitas manusianya, bukan tergantung pada sumber daya alamnya lagi, namun kepintaran manusianya bisa menumbuhkan ekonomi.
"Kita harus punya tenaga kerja siap pakai yang dinamakan skilled labor. Skilled labor adalah ketenagakerjaan yang memang harus melek teknologi," kata Erick Thohir.
Baca Juga:
Pengamat Prediksi Pilpres 2024: KIB dan PDIP Bakal Usung Ganjar-Erick
Indonesia membutuhkan 17 juta tenaga kerja yang melek teknologi sampai tahun 2035. Indonesia membutuhkan anak muda yang berani menghadapi tantangan.
"Kita perlu anak muda yang tidak mau merasa dirinya pintar, generasi muda harus terus melakukan perbaikan kapabilitas dengan terus meningkatkan kemampuannya," ujar Menteri BUMN.
Menurut Erick Thohir, pemerintah tetap melakukan pembangunan dan penyediaan infrastruktur. Kalau dulu bicara listrik masuk desa, sekarang bicara Wifi masuk desa.
Teknologi dan human capital atau kemampuan manusia Indonesia harus berjalan seiring. Karena itu sayang sekali kalau dilihat berdasarkan data ekonomi digital Indonesia yang terus tumbuh, diperkirakan pada tahun 2030 potensi ekonomi digital Indonesia mencapai Rp4.500 triliun.
"Jangan sampai potensi ekonomi digital Indonesia diambil oleh orang lain. Jangan sampai kebutuhan tenaga kerja dengan pertumbuhan ekonomi digital sebesar itu diambil juga oleh orang lain. Jangan sampai juga potensi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang luar biasa itu pengusahanya orang lain," kata Erick Thohir. [tum]