Tohom juga menyoroti penerapan sistem agroforestri dalam program tersebut sebagai pendekatan cerdas yang menyeimbangkan kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Menurutnya, keterlibatan masyarakat lokal dan institusi pendidikan adalah kunci keberlanjutan.
Baca Juga:
BK Berperan Strategis sebagai Mitra Polri Dalam Membentuk Karakter dan Mental Generasi Muda di tengah Tantangan Era Digital
“Model seperti ini menciptakan kesadaran kolektif bahwa listrik murah dan andal harus dibarengi dengan tanggung jawab ekologis. Inilah wajah transisi energi yang berkeadilan,” tegasnya.
ALPERKLINAS mendorong agar inisiatif serupa direplikasi di berbagai wilayah operasional pembangkit listrik lainnya.
“Kami berharap langkah PLN Nusantara Power menjadi standar baru BUMN energi, bahwa menjaga hutan dan ekosistem adalah bagian tak terpisahkan dari melindungi konsumen listrik dan masa depan energi nasional,” pungkas Tohom.
Baca Juga:
Jaga Keandalan Sistem, PLN Garut dan ULP Leles Bersinergi Bersihkan Jalur Tegangan Menengah
Sebelumnya, PLN Nusantara Power bekerja sama dengan Yayasan Hutan Organik melaksanakan penanaman 3.000 pohon di Hutan Organik Megamendung, Bogor, sebagai bagian dari program “Membangun Kembali Hutan Hujan Tropis Jawa Barat”.
Program yang berjalan sejak 2020 ini telah menanam total 12.000 pohon di area seluas 5 hektare dan mampu menyerap karbon hingga 760,38 ton CO₂.
Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, menyatakan program ini menjadi agenda rutin perusahaan untuk mencegah erosi, longsor, dan banjir melalui restorasi vegetasi serta pelibatan aktif masyarakat lokal.