“Harga biomassa, kontrak jangka panjang, dan posisi koperasi dalam rantai pasok harus diatur dengan jelas. Bioenergi jangan sampai dikuasai segelintir pihak,” katanya.
Menurut Tohom, jika sinergi lintas sektor dapat diwujudkan secara konsisten, bioenergi desa bukan hanya menjadi solusi transisi energi, tetapi juga simbol kemandirian nasional.
Baca Juga:
Hasilkan Bioenergi Tinggi, Tanaman Sawit Paling Hemat Air
“Inilah momentum menjadikan energi terbarukan sebagai alat pemerataan, bukan sekadar target angka,” pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Biomassa PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), Hokkop Situngkir, menyampaikan bahwa pemanfaatan bioenergi di Indonesia masih jauh dari potensi nasional yang mencapai 83,4 juta ton per tahun.
Ia menyebutkan bahwa penguatan ekosistem rantai pasok biomassa menjadi kunci agar bioenergi dapat menopang pembangkit listrik secara berkelanjutan, sekaligus mendukung agenda dekarbonisasi dan ketahanan energi nasional.
Baca Juga:
Kejar Target Bauran EBT 23 Persen, PLN dan Kementerian ESDM Gelar Seminar Bioenergi
[Redaktur: Mega Puspita]