Lebih jauh, Tohom berkomentar bahwa dukungan dari negara maju seperti Inggris menjadi penting bukan hanya dari sisi pendanaan, tetapi juga dalam transfer teknologi, penyiapan kapasitas sumber daya manusia, serta pengembangan riset energi hijau di tanah air.
"Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam energi baru terbarukan, dari air, panas bumi, matahari, hingga biomassa. Dengan transfer keahlian dan teknologi dari mitra seperti Inggris, kita dapat mempercepat transformasi ini. Tapi ingat, kemandirian tetap menjadi tujuan akhir," pungkas Tohom.
Baca Juga:
Langkah Besar Energi Terbarukan, Prabowo Segera Resmikan PLTA Jatigede dan Asahan 2
Sebelumnya, Menteri Inggris Urusan Iklim, Kerry McCarthy, dalam kunjungannya ke Indonesia pada 16–18 April 2025, menegaskan bahwa Indonesia merupakan mitra penting bagi Inggris dalam upaya global melawan perubahan iklim.
McCarthy meresmikan PLTM Pandanduri yang dikembangkan melalui program MENTARI, serta bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi Indonesia untuk mempererat kerja sama di bidang lingkungan, energi, dan ekonomi hijau.
"Saat kami menggelar landasan untuk kemitraan strategis antara Inggris dan Indonesia, kami tetap berkomitmen teguh untuk mendukung tercapainya cita-cita iklim global. Bersama-sama, kita dapat mencapai kemajuan berarti menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan," ujar McCarthy.
Baca Juga:
Lewat Bursa Karbon, PLN Indonesia Power Jual 273 ton CO₂e
Ia juga mengungkapkan bahwa kunjungannya menjadi bagian dari fondasi kemitraan strategis yang telah disepakati Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto pada November tahun lalu di London.
[Redaktur: Mega Puspita]