KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS) memberikan apresiasi terhadap kerja sama strategis antara Indonesia dan Inggris dalam pengembangan energi bersih, khususnya melalui peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) di Pandanduri, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, menilai kolaborasi ini sebagai langkah konkret yang relevan dengan tujuan global untuk melawan perubahan iklim.
Baca Juga:
Langkah Besar Energi Terbarukan, Prabowo Segera Resmikan PLTA Jatigede dan Asahan 2
"Kerja sama ini melebihi simbol komitmen Indonesia dan Inggris dalam transisi energi, karena benar-benar membawa hasil nyata bagi masyarakat setempat lewat pemanfaatan sumber daya alam yang lebih berkelanjutan," ujar Tohom, Senin (28/4/2025).
Menurutnya, PLTM Pandanduri yang didukung melalui dana hibah Viability Gap Fund (VGF) MENTARI merupakan model nyata bagaimana program lintas negara bisa diwujudkan secara efektif.
Ia menilai kemitraan tersebut akan mempercepat pencapaian target Indonesia untuk mencapai Nol Emisi Bersih (Net Zero Emission) pada 2060 atau lebih cepat.
Baca Juga:
Lewat Bursa Karbon, PLN Indonesia Power Jual 273 ton CO₂e
"Ini adalah contoh sinergi internasional yang produktif. Dengan melibatkan entitas swasta seperti PT Brantas Energi, PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI), serta dukungan penuh pemerintah daerah, kita melihat sebuah ekosistem kolaboratif yang saling menguatkan," bebernya.
Tohom yang juga merupakan Peraih Rekor MURI dalam Bidang Seminar Terbanyak ini menambahkan bahwa edukasi masyarakat soal energi bersih harus terus digencarkan.
"Perubahan besar selalu dimulai dari perubahan kesadaran. Seminar, pelatihan, dan program berbasis komunitas perlu diperbanyak agar masyarakat memahami manfaat energi terbarukan secara nyata," tegasnya.
Lebih jauh, Tohom berkomentar bahwa dukungan dari negara maju seperti Inggris menjadi penting bukan hanya dari sisi pendanaan, tetapi juga dalam transfer teknologi, penyiapan kapasitas sumber daya manusia, serta pengembangan riset energi hijau di tanah air.
"Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam energi baru terbarukan, dari air, panas bumi, matahari, hingga biomassa. Dengan transfer keahlian dan teknologi dari mitra seperti Inggris, kita dapat mempercepat transformasi ini. Tapi ingat, kemandirian tetap menjadi tujuan akhir," pungkas Tohom.
Sebelumnya, Menteri Inggris Urusan Iklim, Kerry McCarthy, dalam kunjungannya ke Indonesia pada 16–18 April 2025, menegaskan bahwa Indonesia merupakan mitra penting bagi Inggris dalam upaya global melawan perubahan iklim.
McCarthy meresmikan PLTM Pandanduri yang dikembangkan melalui program MENTARI, serta bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi Indonesia untuk mempererat kerja sama di bidang lingkungan, energi, dan ekonomi hijau.
"Saat kami menggelar landasan untuk kemitraan strategis antara Inggris dan Indonesia, kami tetap berkomitmen teguh untuk mendukung tercapainya cita-cita iklim global. Bersama-sama, kita dapat mencapai kemajuan berarti menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan," ujar McCarthy.
Ia juga mengungkapkan bahwa kunjungannya menjadi bagian dari fondasi kemitraan strategis yang telah disepakati Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto pada November tahun lalu di London.
[Redaktur: Mega Puspita]