"Setiap proyek kelistrikan yang berdampak langsung pada sektor strategis seperti pertahanan harus memiliki sistem pengawasan publik yang kuat agar tetap akuntabel dan efisien,” tuturnya.
Lebih lanjut, Tohom menyoroti bahwa inisiatif listrik darat sejalan dengan semangat nasional dalam menurunkan emisi karbon dan mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060.
Baca Juga:
Global Sumud Flotilla Diserang, Italia Kirim Fregat untuk Lindungi Aktivis Internasional
Ia mengingatkan bahwa inovasi PLN ini dapat menjadi contoh bagi BUMN lain agar tidak ragu berkolaborasi dengan instansi pertahanan demi kemandirian energi bangsa.
“Ketika kapal perang tidak lagi bergantung penuh pada BBM, itu artinya kita sedang melangkah menuju masa depan pertahanan yang lebih hijau dan efisien. Listrik darat bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga simbol modernisasi militer Indonesia yang berpikir maju,” tutup Tohom.
Sebelumnya, Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut (Aslog KSAL) Laksamana Muda Eko Sunarjanto mengungkapkan bahwa pemanfaatan listrik aliran darat menjadi solusi efisien sekaligus ramah lingkungan bagi operasional kapal perang.
Baca Juga:
Rusia Percepat Produksi Drone Laut Usai Tenggelamkan Kapal Simferopol Ukraina
Ia juga memberikan apresiasi kepada tim PLN dan Kementerian Pertahanan yang menyiapkan sambungan listrik sebesar 4,33 MVA di beberapa dermaga Koarmada II.
Direktur Retail dan Niaga PLN, Adi Priyanto, menambahkan bahwa layanan Onshore Electric Connection ini merupakan simbol sinergi strategis antara BUMN ketenagalistrikan dan institusi pertahanan negara.
Ke depan, PLN berencana memperluas layanan ini ke pangkalan-pangkalan TNI AL lainnya di seluruh Indonesia.