Selain itu, Tohom juga menyoroti pentingnya subsidi yang lebih tepat sasaran.
“Pemerintah perlu memastikan subsidi listrik tidak hanya dinikmati oleh kelompok tertentu, tetapi juga benar-benar mendukung industri lokal yang menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat,” kata Tohom.
Baca Juga:
Terus Tabuh Gendrang Optimisme dan Inovasi, ALPERKLINAS Apresiasi PLN atas Raihan Penghargaan IBEA 2025
Saat ini, banyak pelaku industri kecil dan menengah (IKM) mengeluhkan tingginya tarif listrik yang membebani operasional mereka.
Padahal, di banyak negara, tarif listrik yang murah dijadikan sebagai instrumen untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan daya saing industri.
Tohom yang juga Anggota Aliansi Konsumen ASEAN ini menambahkan bahwa harga listrik yang lebih terjangkau akan memberikan dampak positif yang luas.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi Dukungan PLN Kalselteng ke Polda Kalsel Melalui Program Electrifying Agriculture
“Jika tarif listrik bisa lebih kompetitif, daya beli masyarakat meningkat, sektor industri bergeliat, dan investor akan lebih tertarik untuk menanamkan modal di Indonesia. Ini akan menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mendesak pemerintah dan PLN untuk segera melakukan kajian terhadap kemungkinan penurunan tarif listrik tanpa membebani keuangan negara.
“Kami siap untuk berdiskusi dengan pihak-pihak terkait dalam mencari solusi terbaik bagi semua pihak. Diperlukan langkah konkret untuk memastikan harga listrik yang lebih terjangkau bagi industri dan masyarakat, demi mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. ” tutupnya.