KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS), meminta Kementerian ESDM dan PT PLN (Persero) lebih aktif melakukan sosialisasi penghematan pemakaian listrik kepada masyarakat.
Menurutnya, langkah ini sangat mendesak di tengah meningkatnya tekanan ekonomi rumah tangga akibat lonjakan biaya kebutuhan pokok, termasuk tagihan listrik yang tak jarang tiba-tiba membengkak.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi Target Menteri ESDM yang Mau Jadikan Indonesia 'Raja Panel Surya'
"Listrik adalah kebutuhan dasar. Tapi ironisnya, banyak masyarakat masih belum memahami bahwa kebiasaan sehari-hari mereka justru memperparah pengeluaran bulanan," ujar Ketua Umum Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS), KRT Tohom Purba, di Jakarta, Sabtu (12/4/2025).
Ia menyoroti berbagai kebiasaan boros listrik yang sering diabaikan, seperti membiarkan colokan listrik tetap tertancap, penggunaan alat elektronik tua, hingga penggunaan AC yang tidak efisien.
"Kementerian ESDM dan PLN jangan hanya fokus pada infrastruktur dan tarif, tapi juga harus serius mengedukasi masyarakat tentang gaya hidup hemat energi. Ini soal ketahanan ekonomi rakyat," tegasnya.
Baca Juga:
Menuju Kota Global Aglomerasi Jabodetabekjur, MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Pemprov Jakarta yang Tiru Paris dan Bangkok Pasang 1000 SPKU Tangani Polusi Udara
Tohom menjelaskan bahwa konsumsi listrik rumah tangga bisa ditekan signifikan hanya dengan perubahan perilaku kecil, seperti mematikan lampu yang tidak perlu, mencabut charger, serta mengatur suhu kulkas dan AC dengan tepat.
Menurutnya, edukasi publik harus dilakukan secara terus-menerus melalui berbagai platform, termasuk media sosial, siaran televisi, hingga kunjungan ke komunitas.
“Kampanye hemat listrik tidak bisa hanya sekadar brosur atau spanduk. Harus ada pendekatan yang komunikatif dan relevan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat, terutama kalangan menengah bawah,” ucap Tohom.