KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO - Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS) menanggapi serius insiden tragis di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, yang menewaskan seorang teknisi dan melukai dua lainnya akibat tersengat arus listrik.
Organisasi ini menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat serta prosedur pelaporan jika ada pekerjaan yang berpotensi bersinggungan dengan jaringan listrik.
Baca Juga:
Ketua DPW Fast Repson Indonesia Center Jambi Jalin Silaturahmi Kepada Kakanwil Ditjenpas Jambi
Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, mengungkapkan bahwa keselamatan harus menjadi prioritas utama.
Ia mengingatkan masyarakat maupun pihak swasta agar tidak gegabah melakukan pekerjaan di sekitar jaringan listrik tanpa berkoordinasi dengan PLN.
“Setiap kegiatan konstruksi, terutama yang menggunakan tiang, crane, atau alat lain yang bisa menjangkau kabel listrik tegangan tinggi, wajib dilaporkan terlebih dahulu ke PLN setempat. Hal ini bukan sekadar formalitas, tetapi untuk memastikan pengamanan area kerja dan mencegah kecelakaan fatal,” ujar Tohom, Selasa (30/9/2025).
Baca Juga:
Polisi Gagalkan Peredaran Narkoba di Jakut
Ia menambahkan, banyak kasus kecelakaan listrik berawal dari kelalaian atau kurangnya informasi teknis di lapangan. Padahal, PLN memiliki prosedur standar untuk melakukan pengamanan jaringan ketika ada pekerjaan eksternal.
“Kalau tidak dilaporkan, risiko sengatan listrik sangat tinggi, dan akibatnya bisa sampai merenggut nyawa,” tegasnya.
Tohom yang juga Mantan Ketua Badan Pembina Perkumpulan Konsuil ini mengatakan bahwa edukasi kepada masyarakat dan kontraktor perlu terus ditingkatkan.
Menurutnya, tanggung jawab menjaga keselamatan bukan hanya di tangan PLN, melainkan juga para pekerja, pengawas proyek, dan masyarakat di sekitar lokasi.
“Kesadaran kolektif adalah kunci. Jangan sampai karena kelalaian kecil, keluarga harus kehilangan orang yang dicintai,” ucapnya dengan nada prihatin.
Lebih jauh, Tohom mendorong adanya regulasi yang lebih ketat terkait pekerjaan yang bersinggungan dengan jaringan listrik, termasuk sanksi jika pelaporan ke PLN diabaikan.
“Ini bukan untuk mempersulit, tetapi untuk menyelamatkan nyawa. Kasus di Mamuju harus menjadi pelajaran penting agar tidak terulang lagi di daerah lain,” tambahnya.
Sebelumnya, tiga teknisi Telkom tersengat arus listrik saat mendirikan tiang di Desa Bonda, Kecamatan Papalang, Kabupaten Mamuju, Jumat (26/9/2025) sore.
Satu korban bernama Anhar (30), warga Desa Sondoang, meninggal dunia, sementara dua rekannya, Nahrul (32) dan Toton Suwartono (51), mengalami luka serius dan dirawat intensif di puskesmas setempat. Polisi masih melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]