Tohom juga menyoroti pentingnya investasi pada teknologi modern seperti Battery Energy Storage System (BESS) yang terbukti meningkatkan keandalan listrik di kawasan kepulauan.
Menurutnya, teknologi ini harus diprioritaskan dalam proyek percepatan elektrifikasi nasional.
Baca Juga:
80 Tahun Listrik Indonesia, ALPERKLINAS Dorong PLN Jaga Standar dan Kualitas Pelayanan Konsumen
“BESS bukan sekadar solusi teknis, ini adalah masa depan sistem energi untuk daerah terpencil. Pemerintah harus menganggarkan lebih besar untuk teknologi seperti ini agar listrik di wilayah 3T bisa stabil, bersih, dan berkelanjutan,” ujarnya, Selasa (25/11/2025).
Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa percepatan elektrifikasi di desa-desa terpencil akan memberikan dampak strategis secara nasional.
“Jika desa-desa 3T terang, Indonesia akan lebih cepat maju. Ekonomi lokal tumbuh, kualitas SDM meningkat, dan daerah terpencil tidak lagi tertinggal dalam kegelapan,” tegas Tohom Purba.
Baca Juga:
Daerah Lain Layak Ikuti, ALPERKLINAS Apresiasi Kolaborasi Pemprov Sulawesi Barat dan PLN Listriki Keluarga Tak Mampu
Sebelumnya, masyarakat Pulau Buntar, Belitung, menyampaikan kegembiraan setelah listrik di wilayah mereka resmi menyala 24 jam penuh, meningkat dari sebelumnya yang hanya 12 jam berbasis PLTD.
General Manager PLN UIW Bangka Belitung, Ira Savitri, menjelaskan bahwa peningkatan jam nyala ini merupakan bukti komitmen PLN dalam menyediakan akses energi berkeadilan dengan dukungan teknologi BESS Hybrid PLTD yang membuat pasokan lebih stabil meski kondisi geografis menantang.
[Redaktur: Mega Puspita]