“Kita perlu mengantisipasi tren kenaikan kebutuhan energi dengan memastikan kontrak jangka panjang yang menguntungkan bagi Indonesia. Jangan sampai kita bergantung pada pasar spot yang harganya fluktuatif,” tegasnya.
Lebih lanjut, Tohom mendorong adanya diversifikasi sumber energi tanpa mengorbankan keandalan listrik.
Baca Juga:
Demi Kesejahteraan Konsumen, ALPERKLINAS Minta Pemerintah dan PLN Pastikan Listrik Nyala 24 Jam di Seluruh Indonesia
“LNG adalah tulang punggung penting, tetapi kita juga harus memperkuat bauran energi dengan memaksimalkan sumber domestik, termasuk gas pipa dan energi terbarukan. Ini akan mengurangi kerentanan terhadap gejolak harga global,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro, mengungkapkan pihaknya tengah berupaya mengamankan pasokan LNG hingga setidaknya Juni 2025, dengan skema swap gas yang mengalihkan sebagian alokasi ekspor untuk kebutuhan dalam negeri.
“Prinsipnya, kami berupaya maksimal agar pasokan domestik tetap terjaga,” kata Hudi.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Dukung Langkah Pemerintah Belajar ke India, Minta Implementasi Teknologi PLTS Murah Tak Sekadar Wacana
Direktur Gas dan BBM PLN EPI, Rakhmad Dewanto, menambahkan bahwa kebutuhan gas untuk pembangkit terus meningkat.
Pihaknya tengah menjajaki kemungkinan pasokan tambahan baik dari LNG maupun gas pipa, bekerja sama dengan SKK Migas, Dirjen Migas, dan produsen gas.
“Kami ingin memastikan pasokan listrik berjalan dengan aman hingga akhir tahun,” jelas Rakhmad.