WahanaNews-Konsumenlistrik, Jakarta - Pemerintah saat ini tengah mempersiapkan setidaknya dua Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara yang akan dipensiun dinikan. Kedua PLTU tersebut yakni PLTU Cirebon-1 dan PLTU Pelabuhan Ratu.
Hal itu seperti yang dikatakan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Minral (ESDM), Dadan Kusdiana. Dia mengatakan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan kedua PLTU tersebut untuk dipensiunkan dan saat ini pihaknya juga masih akan mempersiapkan PLTU lainnya untuk bisa dipensiundinikan.
Baca Juga:
Pemkab Batang Apresiasi Kontribusi PT Bhimasena Power dalam Layanan Kesehatan dan Pembangunan
"Kita terus memastikan, kalau kandidatnya kan sekarang dua yang Cirebon sama Pelabuhan Ratu, tapi tidak terbatas itu kita juga lihat yang lain," kata Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, beberapa waktu yang lalu, melansir CNBC Indonesia, Senin (28/8/2023).
PLTU Cirebon-1
PLTU Cirebon Unit 1 berkapasitas 1 x 660 MW di Kanci, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Sejak beroperasi pada Juli 2012, atau delapan bulan lebih awal dari rencana semula, unit pertama ini telah menghasilkan 5 TWh listrik per tahun melalui sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali (Jamali).
Baca Juga:
Usut Tuntas Skandal Proyek PLTU 1 Kalbar, ALPERKLINAS: Jangan Sampai Pasokan Listrik ke Konsumen Terhambat
PLTU Cirebon-1 ini dioperasikan oleh PT Cirebon Electric Power (CEP). Mengutip situs perusahaan, CEP ini didirikan pada 2007 oleh konsorsium perusahaan multi-nasional di industri energi dan infrastruktur Asia, seperti Jepang dan juga Korea Selatan.
Adapun konsorsium pemilik CEP ini antara lain Marubeni Corporation asal Jepang, PT Indika Energy Tbk (INDY), dan perusahaan asal Korea Selatan Korean Midland Power (KOMIPO), dan Samtan Corporation. Adapun saham Indika Energy yang kini dipimpin oleh M.Arsjad Rasjid ini memiliki 20% di konsorsium CEP.
PLTU Cirebon-1 ini menggunakan teknologi supercritical, termasuk fired boiler dengan LO-NOx Burners. Teknologi ini diklaim bisa meningkatkan efisiensi siklus, mengurangi konsumsi batu bara dan polusi udara meski yang digunakan adalah batu bara berkalori rendah.