Konsumenlistrik.com | Menurut perkiraan Masyarakat Energi Biomassa Indonesia (MEBI), jumlah listrik yang dihasilkan dari sumber energi baru terbarukan (EBT) bisa mencapai lebih dari 30.000 megawatt (MW) jika dimanfaatkan secara total.
Sumber energi biomassa di dalam negeri ditaksir mampu menghasilkan energi listrik yang melimpah.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
Ketua Umum DPP MEBI, Djoko Winarno, mengatakan, energi biomassa yang ada di Indonesia cukup banyak dan bisa dihasilkan dari beragam sumber, mulai dari kayu, kelapa sawit, padi, jagung, singkong, tebu, dan masih banyak lagi.
Sumber-sumber tersebut nantinya bisa menghasilkan produk bioenergi untuk menghasilkan listrik dalam bentuk pellet, wood chip, dan lain-lain. “Potensi yang ada ini mampu untuk membangkitkan listrik sampai dengan 30.589 MW,” ujar Djoko dalam diskusi virtual Kontribusi Sektor Kehutanan untuk Pengembangan Energi Biomassa di Indonesia, Jumat (18/2/2022).
Pemanfaatan energi biomassa untuk kelistrikan, menurut Djoko, bisa membawa manfaat ekonomi berupa penyerapan tenaga kerja.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
Untuk pemanfaatan sumber energi biomassa seperti wood chip dari kayu Lamtorogung misalnya. Dalam hitungan Djoko, dibutuhkan sekitar 6.150 hektar secara kotor/gross hutan energi kayu Lamtorogung untuk memenuhi kebutuhan wood chip Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) berkapasitas 10 megawatt.
Sementara itu, pengelolaan seluas 5 ha hutan energi memerlukan tenaga kerja 1 KK dengan asumsi per KK berjumlah 3 tenaga kerja. Dengan demikian, berdasarkan hitungan Djoko, pengelolaan hutan energi Lamtorogung untuk PLTBm berkapasitas 10 MW bakal mampu menyerap 1.230 KK atau setara 3.690 orang.
“Ini baru dari pengelolaan hutannya, belum lagi pembangkitnya paling sedikit pegawainya termasuk supir-supir truk segala macam kan paling enggak 50 orang setiap pembangkit,” imbuh Djoko.