Teknologi ini memungkinkan beberapa sektor energi mengurangi emisi CO2 ke atmosfer sehingga mendukung upaya mitigasi perubahan iklim. Secara sederhana, melalui teknologi CCS, CO2 dari bahan bakar fosil ataupun dari limbah hasil pembakarannya dapat ditangkap kembali untuk kemudian disimpan di bawah tanah atau di bawah laut
3 Perusahaan Migas Raksasa yang Bakal Garap Proyek Harta Karun Energi RI
Baca Juga:
Antisipasi Lonjakan Konsumsi Listrik 2029, ALPERKLINAS Apresiasi Rencana Group Gallant Venture Ltd Bangun Pembangkit Listrik di Batam
Sebanyak tiga perusahaan migas raksasa dunia menyatakan ketertarikannya menggarap proyek migas dan energi baru terbarukan di Indonesia. Hal ini diungkap langsung oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani dalam kunjungannya ke Amerika Serikat (AS).
Rosan menyebut perusahaan yang dimaksud adalah ExxonMobil dan Chevron asal Amerika Serikat (AS) dan BP asal Inggris. Sayangnya ia tidak merinci lebih dalam soal ketertarikan investasi tersebut.
"Tentunya mereka sampaikan untuk investasi di renewable energy. Kan di situ ada Exxon, ada BP yang menyampaikan, Chevron juga, untuk mereka investasi, ingin bersama-sama meningkatkan kapasitas dari oil dan gas kita," kata Rosan, disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (12/11/2024) kemarin.
Baca Juga:
Target Transisi Energi Bersih 100 Persen di 2029, ALPERKLINAS Apresiasi Raksasa Farmasi Bayer Indonesia Gunakan PLTS Atap Demi Kurangi Emisi Karbon
Selain itu, kata Rosan, ada sektor lain yang juga bisa dijajaki, misalnya carbon capture storage. Rosan menyebut investasi ini tak lain untuk mengejar target menuju nol emisi karbon.
Panas bumi atau geothermal juga menjadi sektor yang ditawarkan Indonesia kepada investor. Menurut Rosan, para pengusaha merespons tawaran tersebut dengan baik dan mendorong realisasi investasinya menjadi lebih cepat.
"Kemudian geothermal. Presiden (Prabowo Subianto) menyampaikan akan didorong secara cepat di Indonesia. Mereka respons itu karena udah ada beberapa yang invest di geothermal dan lebih cepat lagi. Dan yang terpenting akan mengurangi birokrasi yang berbelit sehingga investasi yang masuk ke Indonesia memberikan manfaat ke rakyat," ujar Rosan.