"Memang ada gejolak di masyarakat ini akhirnya kebijakan (kompor listrik) dibatalkan," katanya.
Menurut Mamit, PLN sebenarnya sudah siap untuk mengonversi LPG 3 kg ke kompor listrik. Sebab, perusahaan pelat merah itu telah melakukan uji coba di dua kota, yakni Solo dan Denpasar.
Baca Juga:
Diajang Adhyaksa Sangihe Expo 2023, PLN Beri Edukasi Kompor Listrik
"Kalau bicara siap, harusnya sudah siap. Program awal kan 300 ribu kompor listrik. Uji coba juga sudah dilakukan di dua kota, jadi sudah siap dari sisi teknis," ujar Mamit.
Meski begitu, Mamit khawatir pembatalan program konversi dari LPG 3 kg ke kompor listrik akan menambah beban PLN untuk menanggung kelebihan pasokan (oversupply) listrik.
"Dengan oversupply 6 GW sampai 7 GW itu jumlah yang luar biasa. Salah satu upaya menaikkan penggunaan listrik kan sebenarnya pakai kompor listrik, sehingga beban oversupply PLN tidak besar," kata Mamit.
Baca Juga:
PLN Fokus Program Uji Coba Kompor Listrik
Menurut Mamit, PLN harus menanggung Rp3 triliun untuk oversupply listrik 1 GW per tahun. Jika oversupply tembus 7 GW, berarti PLN harus menanggung beban Rp21 triliun per tahun.
"Angka itu membebani PLN, padahal dananya bisa digunakan untuk yang lain yang lebih produktif," terang Mamit.
Sebelumnya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan pihaknya membatalkan program pengalihan kompor LPG 3 kg ke kompor listrik. Hal itu dilakukan untuk menjaga kenyamanan masyarakat dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi covid-19.