Konsumenlistik.WahanaNews.co | Kementerian ESDM bersama United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia menutup pelatihan dan sertifikasi bagi 48 orang operator PLTS lokal yang berasal dari desa terdepan, terluar dan tertinggal (3T) di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Tengah, yang merupakan bagian dari proyek ACCESS, penyediaan energi bersih untuk masyarakat desa di Indonesia dan Timor-Leste.
Direktur Aneka Energi dan Energi Terbarukan Andriah Feby Misna mengungkapkan, proyek ACCESS mendukung pencapaian target 23% penggunaan energi terbarukan dalam bauran energi Indonesia tahun 2025 serta target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29 di tahun 2030.
Baca Juga:
Layanan SuperSUN PLN, Inovasi Listrik Bersih 24 Jam, Dukung Kemajuan Masyarakat Kepulauan di Sulawesi Selatan
"Kami menjadikan energi surya sebagai prioritas karena jumlahnya yang melimpah serta nilai keekonomiannya yang baik," ungkap Faby menutup pelatihan dan sertifikasi, Rabu (15/6).
"Proyek ACCESS tidak hanya membangun PLTS tetapi juga membangun SDM dan lembaga lokal untuk meyakinkan keberlanjutan layanan PLTS. Saya berharap ini akan mengoptimalkan dan menjamin keberlanjutan pengoperasian PLTS," lanjutnya.
Dari 48 operator yang diwisuda, 22 di antaranya adalah perempuan. Nika Saeedi, Deputy Resident Representative UNDP Indonesia, menyatakan "Saya bahagia ketika melihat bagaimana perempuan menjadi bagian utama dalam kegiatan kami. Setengah dari operator PLTS adalah perempuan, dan ini merupakan pencapaian tersendiri, dalam industri yang didominasi laki-laki.
Baca Juga:
Energi Surya Jadi Sumber Cahaya Bagi Kehidupan Masyarakat Desa Tepian
Sementara itu, Soyeon Ahn, Deputy of Country Director, KOICA Indonesia, mengatakan Proyek ACCESS memiliki nilai simbolis yang sangat penting bagi upaya pengembangan energi terbarukan untuk masyarakat terpinggirkan di Asia. Kapasitas teknis para operator lokal ini merupakan komponen penting dalam memastikan keberlanjutan layanan dari infrastruktur yang nanti terbangun," katanya.
Program ini merupakan kemitraan antara UNDP Indonesia dan Kementerian ESDM dengan dukungan hibah dari Korea International Cooperation Agency (KOICA). Kegiatan pelatihan dan sertifikasi dilaksanakan di Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (PPSDM-KEBTKE) di kampus PPSDM di Ciracas Jakarta Timur. Kegiatan pelatihan yang diselenggarakan meliputi pelatihan dalam kelas, praktik lapangan, dan studi banding ke PLTS Pulau Tunda yang berada di Kabupaten Serang Provinsi Banten.
Melalui pendanaan KOICA, Proyek ACCESS akan membangun 23 PLTS Terpusat dan menyediakan listrik untuk lebih dari 2.800 rumah tangga di 23 desa terpencil Indonesia. Secara umum, proyek ini akan memberikan akses listrik bagi 20.000 orang di Indonesia dan Timor-Leste serta air bersih bagi 3.500 orang di Timor-Leste. [tum]