“Setiap bencana adalah pengingat bahwa ketahanan energi kini menjadi bagian dari ketahanan nasional. Ke depan, perusahaan-perusahaan pembangkitan harus menyiapkan protokol pemulihan cepat berbasis risiko, serta memperkuat ekosistem kerja sama dengan lembaga kemanusiaan,” tegasnya.
Ia juga melihat adanya nilai strategis dari tindakan PLN IP yang turun langsung meninjau area terdampak hingga ke akses PLTA dan PLTU.
Baca Juga:
Satu Hari Mentan Galang Bantuan Terkumpul Rp75 Miliar, Ini Kata MUI
“Kepemimpinan di lapangan selalu menjadi sinyal kuat bahwa perusahaan benar-benar hadir. Upaya memperbaiki jaringan berjalan seiring dengan membangun kembali harapan masyarakat,” tambahnya.
Lebih jauh, Tohom menilai kolaborasi PLN IP bersama LAZ An-Nur dan Persatuan Pegawai sebagai langkah yang tepat.
“Model kolaboratif seperti ini semakin relevan, karena pemulihan bencana membutuhkan pendekatan multi-pihak. Konsumen melihat dan merasakan hal itu,” terangnya.
Baca Juga:
Perjalanan PLN di Aceh: Drama Genset 66.000 Watt Menembus Jalur yang Hilang dari Peta
Sebelumnya, PLN Indonesia Power menyalurkan bantuan kemanusiaan di dua lokasi utama, yakni PLTA Singkarak di Desa Asam Pulau, Kecamatan 2x11 Kayutanam, serta Posko Bencana di Desa Kapalo Koto, Kecamatan Pauh, Padang. Direktur Operasi Pembangkit Gas PLN IP, Purnomo, mengatakan bahwa kehadiran perusahaan merupakan wujud tanggung jawab sosial dan komitmen mendampingi masyarakat dalam masa pemulihan.
Bantuan disalurkan kepada 600 KK berupa sembako, obat-obatan, perlengkapan sanitasi, dan kebutuhan dasar lain.
Purnomo juga meninjau area terdampak banjir yang memutus akses menuju PLTA Singkarak, serta memastikan kesiapan PLTA 175 MW dan PLTU Teluk Sirih 224 MW tetap beroperasi menjaga keandalan pasokan listrik Sumatera.