"PLN sudah membuka pendaftaran DPT untuk program de-dieselisasi sejak akhir tahun 2020 dan pada tanggal 1 Maret 2022 memgumumkan pembukaan lelang dedieselisasi untuk klaster Jawa-Madura dan Kalimantan I," tuturnya.
Dia juga menyebut, dalam jangka menengah, PLN juga berkomitmen untuk mencapai target bauran energi terbarukan sebesar 23% pada 2025.
Baca Juga:
Transisi Energi, PLN Siap Terapkan Dedieselisasi Pembangkit Berskala Kecil
"Pengembangan EBT yang dilakukan PLN tentunya dengan tetap mengedepanakan keseimbangan supply dan demand tenaga listrik, ketersediaan sumber EBT di daerah setempat, keandalan, keberlanjutan dan keekonomian proyek EBT," tuturnya.
Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) hingga 2030, target pembangunan EBT PLN mencapai 51,6% atau sebesar 20,9 Giga Watt (GW) pembangkit baru EBT yang antara lain terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 10,4 GW, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) 3,4 GW, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 4,7 GW and pembangkit EBT lainnya 2,5 GW.
"Pengembangan 4,7 GW Solar Power (PLTS) sendiri sudah termasuk di dalamnya program konversi PLTD ke PLTS secara hybrid," imbuhnya. [tum]