Di tempat yang sama, Kepala Bidang Energi Dinas ESDM Jabar Slamet Mulyanto Sudarsono mengatakan, proyek PLTB Komunal seperti ini sudah ada di Jawa Barat. Contohnya di salah satu kabupaten di Pantai Utara yang dibangun secara mandiri beberapa tahun lalu. Namun, jumlah daya yang dihasilkan dari kincir angin tersebut lebih kecil dari proyek PLTB Komunal Pemprov Jabar.
Rencananya, kata dia, titik yang akan dibangun PLTB Komunal ini ada di kawasan Walini, Ciwidey, Kabupaten Bandung. Kemudian dua titik di Kabupaten Bogor, yaitu Desa Sukamaju dan Karangtengah. Satu titik ada ada di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda.
Baca Juga:
Darmawan Prasodjo Sebut Pembangkit Listrik Tenaga Angin Bisa Dibangun di Pantura
"Ini rencana kita bangun yang pertama pada 2022. Cuman bulannya belum tahu. Titiknya juga belum tentu di Walini," kata Slamet.
Dalam pembangunan PLTB komunal, kata dia, Pemprov Jabar tidak akan memakai dana daerah (APBD). Setelah kunjungan Gubernur Ridwan Kamil ke Eropa beberapa waktu lalu, ada perusahaan swasta, yaitu Ryse Energy yang nantinya bekerja sama dengan Medco Energy. Perusahaan asing tersebut bakal berinvestasi menggaet perusahaan dalam negeri. "Jadi ini bentuknya kerja sama. Sudah dirumuskan pengembangannya agar segera ada pilot project," kata Slamet.
Sementara menurut Eksternal Communication Team Star Energy Geothermal, Bagus Krisna Tandia, panas bumi bisa menjadi tulang punggung energi baru terbarukan (EBT). Karena, panas bumi stabil. Hal itu, yang menjadi dasar dari pemerintah mengandalkan panas bumi.
Baca Juga:
PLN Grup Bawa Komitmen Investasi Kelistrikan dari Indonesia-China Business Forum
"Ya sesuai dengan peta dari EBT, harpannya tahun 2035 itu sudah maksimal panas bumi sudah digunakan," katanya. (tum)