Konsumenlistrik.com I Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat (ESDM Jabar) Bambang Rianto, mengatakan satu tower Pembangkit Listrik Tenaga bayu (PLTB) Komunal akan cukup untuk menghasilkan listrik dengan daya 5,5 KiloWatt (Kw). Daya sebesar ini cukup digunakan sekitar enam kepala keluarga (KK).
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) berencana membangun PLTB secara komunal di daerah terpencil. Terutama, daerah yang belum teralisir listrik oleh perusahaan listrik negara (PLN).
Baca Juga:
Darmawan Prasodjo Sebut Pembangkit Listrik Tenaga Angin Bisa Dibangun di Pantura
"PLTB Komunal itu salah satu kebijakan Pak gubernur. Kita menjalin kerja sama dengan suatu perusahaan sebagai bentuk inovasi sekaligus pelayanan (pada masyarakat)," ujar Bambang dalam Diskusi Media yang digelar Star Energy dengan PWI Pokja Gedung Sate, dengan tema Daya dan Langkah Energi Baru dan Terbarukan di Bandung, Senin (20/12/2021).
Terkait energi terbarukan, menurut Kepala Dinas ESDM Jabar Bambang, pihaknya berharap bisa melakukan transisi agar mencapai 20 persen. Berdasarkan data terakhir per 2015 bauran energi terbarukan di Jabar baru mencapai 10 persen.
Target ini, kata dia, bisa tercapai karena data memperlihatkan banyak potensi energi hijau yang bisa dimanfaatkan. Gas alam misalnya, cadangan di Jawa Barat mencapai 4,28 TSCF. Kemudian ada potensi PLTA 2.137 megawatt (MW), Geothermal dengan pootensi 5.924 MWe, Surya yang sekarang baru termanfaatkan 584 KWp, hingga energi angin yang belum termanfaatkan.
Baca Juga:
PLN Grup Bawa Komitmen Investasi Kelistrikan dari Indonesia-China Business Forum
Saat ini, kata Bambang, masih banyak potensi energi di Jabar yang bisa digarap. Beberapa di antaranya adalah tenaga angin/bayu dan gelombang air laut.
"Terkait dengan perizinan dan peraturan dan kewenangannya ada di pusat. Kita sendiri berusaha membantu sesuai dengan kewenangan kita. Jadi perizinan yang sifatnya regional kita bantu," katanya.
Bambang menjelaskan, di Ciemas, Kabupaten Sukabumi juga tengah dibangun PLTB yang memiliki kapasitas produksi 150 Mw. PLTB itu diklaim menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. "Yang sedang kita dorong di Ciemas tadi juga sesuai dengan kewenagnan kita," katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Bidang Energi Dinas ESDM Jabar Slamet Mulyanto Sudarsono mengatakan, proyek PLTB Komunal seperti ini sudah ada di Jawa Barat. Contohnya di salah satu kabupaten di Pantai Utara yang dibangun secara mandiri beberapa tahun lalu. Namun, jumlah daya yang dihasilkan dari kincir angin tersebut lebih kecil dari proyek PLTB Komunal Pemprov Jabar.
Rencananya, kata dia, titik yang akan dibangun PLTB Komunal ini ada di kawasan Walini, Ciwidey, Kabupaten Bandung. Kemudian dua titik di Kabupaten Bogor, yaitu Desa Sukamaju dan Karangtengah. Satu titik ada ada di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda.
"Ini rencana kita bangun yang pertama pada 2022. Cuman bulannya belum tahu. Titiknya juga belum tentu di Walini," kata Slamet.
Dalam pembangunan PLTB komunal, kata dia, Pemprov Jabar tidak akan memakai dana daerah (APBD). Setelah kunjungan Gubernur Ridwan Kamil ke Eropa beberapa waktu lalu, ada perusahaan swasta, yaitu Ryse Energy yang nantinya bekerja sama dengan Medco Energy. Perusahaan asing tersebut bakal berinvestasi menggaet perusahaan dalam negeri. "Jadi ini bentuknya kerja sama. Sudah dirumuskan pengembangannya agar segera ada pilot project," kata Slamet.
Sementara menurut Eksternal Communication Team Star Energy Geothermal, Bagus Krisna Tandia, panas bumi bisa menjadi tulang punggung energi baru terbarukan (EBT). Karena, panas bumi stabil. Hal itu, yang menjadi dasar dari pemerintah mengandalkan panas bumi.
"Ya sesuai dengan peta dari EBT, harpannya tahun 2035 itu sudah maksimal panas bumi sudah digunakan," katanya. (tum)